Industri baja Jepang peringatkan dampak signifikan dari tarif AS

Meningkatnya proteksionisme dapat memperparah penurunan industri baja global saat ini, dengan pasar Jepang berpotensi menghadapi masuknya material baja murah. Amerika Serikat memberlakukan tarif sebesar 25 persen terhadap impor baja dan aluminium pada Maret dan sedang mempertimbangkan tarif tambahan untuk sektor otomotif pada April.
Tokyo, Jepang (Xinhua/Indonesia Window) – Kepala Federasi Besi dan Baja Jepang (Japan Iron and Steel Federation/JISF) Tadashi Imai pada Senin (24/3) memperingatkan dampak signifikan dari tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS), dengan menyatakan output baja mentah Jepang dapat turun di bawah 80 juta ton per tahun jika semua tarif yang diusulkan diterapkan.
Berbicara dalam sebuah konferensi pers, Imai mengungkapkan meningkatnya proteksionisme dapat memperparah penurunan industri baja global saat ini, seraya memperingatkan pasar Jepang berpotensi menghadapi masuknya material baja murah.
AS memberlakukan tarif sebesar 25 persen terhadap impor baja dan aluminium pada Maret dan sedang mempertimbangkan tarif tambahan untuk sektor otomotif pada April.
Imai menyatakan harapannya agar pemerintah Jepang terus melakukan negosiasi di tingkat politik untuk mendapatkan pengecualian dari tarif tersebut.
Terkait rencana akuisisi U.S. Steel oleh Nippon Steel, Imai mengungkapkan diskusi sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan mengenai kondisi investasi dan rencana investasi di masa depan, serta menegaskan kembali komitmen untuk mewujudkan akuisisi tersebut, lapor media lokal.
Produsen baja Jepang itu baru-baru ini mengajukan gugatan terhadap pemerintah AS setelah mereka memblokir usulan merger tersebut dengan alasan keamanan nasional.
Laporan: Redaksi