Potensi pasar tulip terus berkembang di China dengan semakin tingginya permintaan untuk bunga ini saat perayaan tradisional China, seperti Festival Musim Semi dan Festival Pertengahan Musim Gugur.
Den Haag, Belanda (Xinhua/Indonesia Window) – Chairman World Tulip Society Ibo Gulsen menyampaikan pandangan optimistisnya terhadap potensi pasar tulip yang terus berkembang di China.
Saat berbicara kepada Xinhua di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Tulip Dunia, sebuah acara dua tahunan yang diselenggarakan oleh World Tulip Society, di Den Haag pada 16-18 Oktober, Gulsen mengatakan bahwa permintaan untuk bunga tulip dari China terus meningkat.
“Saya rasa potensi bunga tulip di China terus berkembang setiap tahunnya,” ujar Gulsen saat mengomentari acara tersebut, yang mempertemukan lebih dari 40 tenaga profesional industri dari berbagai negara, termasuk Belanda, China, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada.
Gulsen menjelaskan bahwa meskipun tulip pada awalnya lebih sering digunakan untuk penataan lanskap di China, kini perannya telah meluas. “Sekarang kita melihat orang-orang membawanya ke dalam rumah mereka,” katanya. “Ini bukan hanya tentang warna merah atau kuning tradisional lagi. Ada pergeseran ke arah warna merah muda dan pastel.”
Evolusi dalam preferensi konsumen ini menandakan minat yang semakin besar dan dalam terhadap tulip, di luar penggunaan tradisionalnya. Gulsen menekankan perlunya memberikan edukasi kepada konsumen China mengenai budi daya dan perawatan tulip untuk membantu mengintegrasikan tulip secara lebih penuh ke dalam kehidupan sehari-hari.
“Karena pada akhirnya, bunga tulip adalah bunga hias yang membawa keindahan ke dalam hidup dan rumah Anda,” katanya.
Gulsen juga menyoroti potensi untuk menyelaraskan penjualan tulip dengan perayaan tradisional China, seperti Festival Musim Semi dan Festival Pertengahan Musim Gugur.
Dia menyatakan bahwa tulip sudah sangat populer saat Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek karena siklus pertumbuhan alaminya memungkinkan bunga itu untuk mekar tepat pada waktunya untuk perayaan itu.
Selain itu, untuk Festival Pertengahan Musim Gugur, umbi bunga dari Belahan Bumi Selatan, khususnya yang ditanam di Selandia Baru, dapat diatur untuk mekar pada September dan Oktober, bertepatan dengan festival itu, katanya.
“Kami telah menggelar beberapa pameran bunga besar dengan menggunakan umbi ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa hal ini membuktikan bahwa bahkan pada 1 Oktober, bunga tulip yang bermekaran pun bisa ditemukan di China.
Gulsen juga menyebutkan bahwa cuaca musim gugur yang lebih sejuk di China memungkinkan tulip tumbuh subur, membantunya tetap segar untuk waktu yang lebih lama.
“Bunga tulip menyukai suhu dingin, jadi semakin dingin, semakin lama bunga tulip akan bertahan dan dapat dinikmati oleh orang-orang,” imbuhnya.
Laporan: Redaksi