Banner

Studi: Facebook jadi media penyebar berita palsu terbesar selama pemilu AS 2020

Foto yang diabadikan pada 8 Desember 2022 ini menunjukkan gedung Capitol Amerika Serikat (AS) di Washington DC, AS. (Xinhua/Liu Jie)

Media penyebar berita palsu terbesar selama pemilu Amerika Serikat 2020 adalah Facebook, berdasarkan tiga survei daring, yakni dua survei sebelum pemilihan presiden antara petahana Donald Trump dan sang penantang Joe Biden, dan satu survei setelah pemilihan para pemilih aktual.

 

Washington, AS (Xinhua) – Para pengguna Facebook terungkap lebih sering membaca berita palsu tentang pemilu Amerika Serikat (AS) 2020 dibandingkan pengguna platform media sosial lainnya, menurut sebuah studi terbaru dari Washington State University.

“Facebook sejauh ini merupakan situs media sosial utama tempat orang-orang cenderung membaca berita palsu,” menurut studi tersebut, yang dilaporkan oleh stasiun televisi AS KGW8 pada Senin (3/4).

Studi itu mengandalkan tiga survei daring, yakni dua survei sebelum pemilihan presiden antara petahana Donald Trump dan sang penantang Joe Biden, dan satu survei setelah pemilihan para pemilih aktual, kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa laporan tersebut menunjukkan konsumsi berita palsu dan persuasi politik merupakan “kekuatan utama yang menyebabkan keraguan dalam integritas proses penghitungan suara.”

“Algoritme itu digunakan untuk mengonfirmasi bias orang-orang yang ingin mereka percayai dan semakin sering mereka membaca situs-situs yang memperkuat bias tersebut, semakin besar pula kemungkinan mereka merasa, ‘ya, saya memercayainya karena saya membacanya di artikel-artikel berita itu,'” ujar Robert Crossler, lektor kepala sekaligus salah satu penulis studi dari Washington State University, seperti dikutip Reuters.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan