Masyarakat ASEAN mampu menjadi katalisator perdamaian dunia, mampu menjadi a caring and sharing community, bukan hanya menjadi epicentrum of growth tetapi juga menjadi epicentrum of harmony, yang menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia.
Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meyakini, di tengah maraknya konflik global, masyarakat ASEAN memiliki komitmen yang sama untuk menjadikan perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut sebagai jangkar perdamaian dunia serta teladan dalam toleransi dan persatuan.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat membuka ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) 2023, Senin di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, ungkap Sekretariat Kabinet RI dalam pernyataan tertulisnya.
“Saya yakin masyarakat ASEAN mampu menjadi katalisator perdamaian dunia, mampu menjadi a caring and sharing community, bukan hanya menjadi epicentrum of growth tetapi juga menjadi epicentrum of harmony, yang menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia,” ujar presiden.
Saat ini masyarakat dunia mulai semakin tidak religious, ungkap presiden, seraya menambahkan bahwa kondisi tersebut ditunjukkan oleh survei Ipsos Global Religion pada 2023 yang menyatakan 29 persen dari 19.731 orang responden dari 26 negara adalah agnostik dan ateis.
Meski demikian, Presiden Jokowi meyakini masyarakat ASEAN justru memiliki semangat keagamaan yang semakin meningkat. Contohnya Indonesia, kata Presiden, yang berdasarkan penelitian Pew Research Center merupakan negara yang masyarakatnya paling percaya Tuhan.
Sebanyak 96 persen responden di Indonesia meyakini bahwa moral yang baik ditentukan kepercayaan kepada Tuhan.
“ASEAN telah menunjukkan bukti, negara-negara ASEAN antara lain Indonesia, telah berhasil mempertahankan tradisi toleransi yang kuat. Di tengah keberagaman budaya dan agama, Indonesia mampu terus menjaga kerukunan dan mengelola keragaman etnisitas, suku, budaya, agama, dan kepercayaan,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyambut hangat peran konstruktif para pemimpin agama dan budaya di ASEAN dalam pertemuan IIDC yang diprakarsai oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBUN) dan Kementerian Luar Negeri RI.
“Saya harapkan forum ini akan menghadirkan saling pengertian yang semakin meluas, bisa menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun ASEAN sebagai epicentrum of growth, epicentrum of harmony,” tandasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Luar Negeri) Retno LP Marsudi, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, Ketua Umum PBNU Cholil Yahya Staquf.
Laporan: Redaksi