Masuknya Ethiopia dalam BRICS diharapkan akan membuka jalan baru bagi pertumbuhan ekonomi, memperkuat hubungan politik, dan meningkatkan kerja sama regional, menjadikannya tonggak penting dalam pembangunan negara tersebut.
Addis Ababa, Ethiopia (Xinhua) – Masuknya Ethiopia ke dalam mekanisme BRICS diharapkan dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi negara tersebut, dan membantu menjalin kerja sama politik yang kuat serta langgeng dengan keluarga BRICS, demikian disampaikan para pakar Ethiopia.
Para pemimpin BRICS pada Kamis (24/8) sepakat untuk mengundang enam negara, yaitu Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA), untuk bergabung dengan kelompok tersebut. Keanggotaan mereka akan berlaku efektif pada 1 Januari 2024.
“Bekerja sama dengan negara-negara tersebut akan memajukan pembangunan ekonomi kami dengan menarik investasi asing langsung untuk proyek-proyek industrialisasi dan infrastruktur,” kata Balew Demissie, lektor kepala di Universitas Addis Ababa, kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Menyoroti potensi keuntungan dari kolaborasi Ethiopia dengan BRICS, Demissie mengatakan bahwa “kerja sama ini dapat meningkatkan konektivitas di dalam negeri dan dengan negara-negara tetangga, memfasilitasi perdagangan, mendorong integrasi regional, dan menciptakan berbagai peluang ekonomi baru.”
Demissie lebih lanjut menekankan tujuan Ethiopia untuk memodernisasi sektor pertaniannya, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan produksi serta distribusi pangan melalui pemanfaatan teknologi pertanian yang canggih dan pengetahuan dari negara-negara anggota BRICS.
Dia meyakini masuknya Ethiopia ke dalam BRICS juga dapat memperluas pengaruh dan jangkauan kelompok tersebut. “Sebagai negara Afrika dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, Ethiopia dapat berkontribusi bagi kekuatan kolektif platform ini dan membawa perspektif baru ke Benua Afrika,” ujar Demissie.
Mukerrim Miftah, seorang asisten profesor di Universitas Layanan Sipil Ethiopia, sepakat dan menyebutkan bahwa “Ethiopia berfungsi sebagai jangkar politik di Afrika Timur dan Afrika secara keseluruhan, membantu BRICS melawan dominasi Barat di Benua Afrika.”
Miftah meyakini bahwa bergabung ke BRICS “akan membantu Ethiopia menjalin kerja sama ekonomi dan politik yang kuat serta bertahan lama dengan keluarga BRICS,” memungkinkan negara Afrika Timur itu untuk menjalin hubungan politik dengan cara yang terinstitusi dan saling menguntungkan.
“BRICS pasti telah melihat adanya manfaat timbal balik dengan menerima Ethiopia sebagai anggota. Langkah ini akan memperkuat hubungan ekonomi yang sudah kuat antara Ethiopia dengan negara-negara seperti China dan Rusia, menjadikan hubungan tersebut bersifat institusional, langgeng, serta berlandaskan kepercayaan dan kondisi hukum,” tuturnya kepada Xinhua.
Selain itu, Miftah secara lebih lanjut menjelaskan potensi Ethiopia dalam penyelesaian konflik, pembangunan perdamaian, pemberantasan terorisme, dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan, yang telah berkontribusi pada terpilihnya negara tersebut sebagai anggota BRICS.
Masuknya Ethiopia ke dalam mekanisme BRICS diharapkan akan membuka jalan baru bagi pertumbuhan ekonomi, memperkuat hubungan politik, dan meningkatkan kerja sama regional, menjadikannya tonggak penting dalam pembangunan negara tersebut, ujarnya.
Laporan: Redaksi