Banner

Masjidil Haram bersiap menerima jamaah umroh

Jamaah haji menunaikan ritual thawaf (mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran) pada musim haji 1441 Hijriah/2020. (Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi/Kementerian Media Arab Saudi)

Nganjuk, Jawa Timur (Indonesia Window) – Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci telah menyiapkan serangkaian tindakan pencegahan penularan COVID-19 yang diluncurkan oleh Kepala Kepresidenan Syeikh Abdurrahman Assudais untuk menerima jamaah umroh mulai 4 Oktober, menurut laporan Saudi Gazette.

Rencana penerimaan jamaah dan pengunjung berfokus pada penyediaan layanan serta fasilitas terbaik dan berkualitas tinggi dengan memastikan keamanan mereka dari virus corona.

Inisiatif tersebut termasuk pemasangan kamera termal yang sangat canggih dengan sistem pemantauan resolusi tinggi yang akan mengeluarkan peringatan ketika suhu tinggi terdeteksi di antara pada jamaah dan pengunjung yang memasuki Masjidil Haram.

Peringatan itu memungkinkan pihak berwenang untuk menangani langsung mereka yang dicurigai terinfeksi virus.

Syeikh Assudais juga menyiapkan protokol mengenakan masker masker, pengaturan pendistribusian air Zamzam, sterilisasi dan desinfeksi di Masjidil Haram.

“Kepresidenan bersama otoritas kesehatan kerajaan mempersiapkan rencana pencegahan yang diperlukan untuk menerima jamaah di dalam Dua Masjid Suci,” tambahnya.

Sebelumnya pada Rabu (23/9) Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi mengumumkan bahwa masuknya jamaah umroh dan pengunjung ke Dua Masjid Suci akan diatur melalui aplikasi I’tamarna yang akan tersedia di ponsel pintar mulai 27 September.

Aplikasi itu akan tersedia untuk pengguna sistem operasi iOS dan Android tujuh hari sebelum dimulainya fase pertama.

Pendaftaran data jamaah umroh dan pengunjung Masjidil Haram akan langsung terkait dengan aplikasi Tawakkalna yang diluncurkan Kementerian Kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona.

Kementerian Dalam Negeri mengumumkan pada hari Selasa (22/9) dimulainya kembali umrah secara bertahap dan kunjungan ke Dua Masjid Suci dengan jumlah peziarah yang terbatas.

Pada tahap pertama, warga negara dan ekspatriat dari dalam kerajaan akan diizinkan untuk melakukan umroh dengan kapasitas 30 persen mulai 4 Oktober, sementara mereka yang berasal dari luar Arab Saudi dibolehkan masuk mulai 1 November.

Sejak Maret tahun ini, Arab Saudi mengumumkan penghentian sementara umroh dan kunjungan ke Masjid Suci sebagai bagian dari tindakan pencegahan setelah merebaknya pandemik COVID-19.

Laporan: Raihanatul Radhwa

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan