Banner

Palembang, Sumatera Selatan (Indonesia Window) – Memiliki rasa manis dengan tekstur kental dan lengket, madu mungkin salah satu bahan pangan yang paling awal ditemukan oleh manusia.

Sejumlah penelitian mencatat, manusia pertama kali menemukan madu lebih dari 10.000 tahun yang lalu di dalam sarang lebah liar.

Sejauh ini, ada sekitar 320 jenis madu yang bervariasi dalam warna, aroma dan rasa. Seluruh karakteristik ini bergantung pada jenis bunga yang nektarnya dikumpulkan oleh para lebah madu.

Untuk menghasilkan sekitar 435 gram madu, butuh setidaknya 60.000 lebah yang terbang secara bersama-sama untuk melakukan perjalanan sejauh 55.000 mil agar bisa mengunjungi lebih dari 2 juta bunga.

Setelah nektar dikumpulkan, lebah menyimpannya di perut ekstra di mana bahan awal madu ini bercampur dengan enzim, kemudian meneruskannya ke mulut lebah lain melalui regurgitasi. Proses mencampur antara gastric juice (getah perut) dan terkadang makanan yang belum dicerna kembali ke kerongkongan dan masuk ke mulut ini, diulang sampai nektar dicerna dan disimpan dalam sarang lebah.

Banner

Kemudian lebah madu mengipasi nektar cair dengan sayapnya sehingga kandungan airnya menguap dan menciptakan zat kental yang disebut madu.

Madu adalah gula tanpa lemak, serta mengandung campuran asam amino, vitamin, mineral, zat besi, seng, dan antioksidan. Sejumlah peneliti mengatakan madu lebih dari sekadar pemanis alami tapi juga memiliki beragam manfaat kesehatan.

Berikut ini adalah beberapa dari manfaat madu untuk kesehatan.

  1. Madu kaya akan antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari peradangan. Sebuah studi menemukan bahwa antioksidan dalam madu soba terdeteksi dalam plasma darah. Ini menunjukkan bahwa makan madu dapat meningkatkan aktivitas antioksidan dalam tubuh. Soba merupakan tumbuhan dengan serbuk sari berwarna kuning tua, yang kemudian memberi warna gelap pada madu. Selama berbunga (Juni-Juli), peternak lebah mendekatkan sarang ke ladang tanaman berbunga agar lebah tidak menyebar, tetapi hanya mengumpulkan nektar soba. Karena itu, varietasnya disebut monofloral.
  2. Meningkatkan kesehatan jantung. Menurut sebuah ulasan, madu dapat membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar lemak darah, mengatur detak jantung dan mencegah kematian sel-sel sehat. Ini semua merupakan faktor yang dapat meningkatkan fungsi dan kesehatan jantung.
  3. Madu lebih baik untuk kadar gula darah daripada gula biasa. Para peneliti menemukan bahwa madu dapat meningkatkan kadar adiponektin yaitu hormon yang mengurangi peradangan dan meningkatkan regulasi gula darah.
  4. Madu juga bisa meredakan batuk pada anak-anak.
  5. Membantu penyembuhan luka dan luka bakar dengan penggunaan secara topikal (dioleskan langsung pada permukaan kulit). Tinjauan dari 26 studi menemukan bahwa madu paling efektif untuk menyembuhkan luka bakar sebagian dan luka terinfeksi setelah operasi.
  6. Meringankan kondisi saluran pencernaan seperti diare yang berhubungan dengan gastrointestinal dan juga efektif sebagai terapi rehidrasi oral atau larutan oralit untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh saat dehidrasi.
  7. Sejumlah studi menunjukkan bahwa madu mungkin menawarkan manfaat antidepresan, antikonvulsan, dan anti-kecemasan. Dalam beberapa penelitian, madu membantu mencegah gangguan memori.
  8. Madu juga bermanfaat untuk kecantikan seperti membantu menurunkan berat badan, melembabkan kulit, mengobati kulit kepala akibat ketombe dan menghaluskan rambut.

Meskipun memberikan banyak manfaat, madu juga menyimpan potensi risiko  terutama bagi mereka yang rentan terhadap alergi.

Kandungan bee pollen yang merupakan campuran serbuk sari dan enzim pencernaan dari lebah dapat memicu reaksi alergi yang serius.

Madu juga tidak boleh diberikan kepada bayi dibawah 12 bulan karena dapat menyebabkan botulisme, yaitu kondisi pencernaan yang jarang namun serius karena paparan spora clostridium botulinum. Bakteri dari spora dapat tumbuh dan berkembang biak di usus bayi sehingga menghasilkan racun yang berbahaya.

Banner

Sumber: www.mayoclinic.org; www.healthline.com; www.webmd.com; food.ndtv.com/health

Laporan: Arisuka Misykah

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan