China rilis standar pertama untuk pemulihan mangrove

Luas total hutan mangrove di dunia saat ini mencapai sekitar 14,7 juta hektare, turun 2,3 juta hektare dibandingkan dengan 17 juta hektare yang dilaporkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2005. Yang mengkhawatirkan, 50 persen mangrove di dunia terancam lenyap.
Guangzhou, China (Xinhua/Indonesia Window) – Standar kelompok teknis pertama China untuk pemulihan ekologis mangrove yang tepat telah dirilis dan diterapkan, demikian menurut Institut Oseanologi Laut China Selatan di Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Standar-standar ini, yang dipimpin oleh Institut Oseanologi Laut China Selatan, merupakan pedoman teknis pertama China di bidang tersebut untuk mengatasi minimnya prosedur terstandar untuk pemulihan dan evaluasi mangrove yang tepat. Standar-standar itu diharapkan dapat semakin mendorong pembangunan berkelanjutan dan perlindungan mangrove di China.
Ekosistem mangrove, yang terletak di antarmuka dinamis antara daratan dan lautan di zona pasang surut yang secara berkala terendam oleh air laut, merupakan ekosistem pesisir yang unik dengan nilai ekologi, sosial, dan ekonomi yang tinggi. Ekosistem mangrove memainkan peranan penting dalam mendukung perikanan lepas pantai, membersihkan lingkungan, dan meningkatkan penyerapan karbon.
Namun, berbagai tantangan akibat perubahan iklim global dan aktivitas manusia, seperti naiknya permukaan air laut, suhu abnormal, dan meningkatnya polusi, telah menyebabkan perubahan lingkungan signifikan yang mengancam ekosistem vital tersebut.
Menurut laporan Kondisi Mangrove Dunia (State of the World’s Mangroves) 2024 yang dirilis oleh Global Mangrove Alliance, luas total hutan mangrove di dunia saat ini mencapai sekitar 14,7 juta hektare, turun 2,3 juta hektare dibandingkan dengan 17 juta hektare yang dilaporkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2005. Yang mengkhawatirkan, 50 persen mangrove di dunia terancam lenyap.
Akibatnya, percepatan pemulihan ekosistem mangrove yang rusak menjadi prioritas yang mendesak bagi ilmu kelautan internasional, menjadikan pemulihan dan perlindungan ekologis mangrove sebagai fokus utama dalam penelitian kelautan global.
China memiliki 27.100 hektare mangrove. Guna melindungi ekosistem tersebut dengan lebih baik, pemerintah China meluncurkan Rencana Aksi Perlindungan dan Pemulihan Mangrove (2020-2025) pada 2020, yang menargetkan untuk memperluas hutan mangrove di China hingga 36.000 hektare pada 2025, sehingga mendukung strategi ‘karbon ganda’ negara itu.
Pada saat itu, belum ada protokol teknis terstandar untuk pemulihan ekologis mangrove yang tepat, baik di tingkat domestik maupun internasional.
Pengembangan pedoman tersebut sangat penting untuk menstandardisasi teknik pemulihan dan evaluasi di berbagai habitat, untuk memandu penerapan praktis, serta untuk mendorong pembangunan berkelanjutan ekosistem mangrove dan sumber daya hayati di China, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Standar-standar baru tersebut menetapkan prinsip dan proses teknis untuk pemulihan ekologis mangrove yang tepat di berbagai habitat, termasuk pemilihan spesies, skrining dan konfigurasi, serta konfigurasi komunitas mikroba, sekaligus menyediakan metode untuk mengevaluasi keberhasilan pemulihan mangrove.
Spesifikasi teknis yang diajukan dalam standar-standar tersebut dirancang agar praktis, mudah diterapkan, serta sesuai dengan hukum dan peraturan nasional yang relevan.
Dengan mengisi kesenjangan di bidang ini, standar-standar tersebut memastikan upaya penilaian dan pemulihan mangrove dipandu oleh kriteria yang jelas, meningkatkan kesehatan dan fungsi ekologis mangrove, serta mendorong pengembangan praktik pemulihan dan evaluasi yang tepat.
Laporan: Redaksi