Banner

Ilmuwan prediksi luas lahan kering global bertambah sekitar 10 persen pada 2100

Foto yang diabadikan pada 23 Januari 2022 ini menunjukkan pemandangan Kebun Raya Nasional Gurun Karoo di Worcester, Afrika Selatan. (Xinhua/Lyu Tianran)

Luas lahan kering global berpotensi meningkat sebesar 4,1 hingga 10,6 persen pada tahun 2100 dengan berkurangnya penyimpanan air terestrial secara signifikan.

 

Beijing, China (Xinhua) – Para ilmuwan meramalkan terjadi penurunan penyimpanan air terestrial secara signifikan dalam 70 tahun ke depan, yang disertai dengan perluasan lahan kering global hingga sekitar 10 persen, menurut Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).

Banner

Pengurangan penyimpanan air didominasi oleh variabilitas curah hujan dan evapotranspirasi, dan dapat mencapai 41 hingga 84 persen pada tahun 2100, menurut temuan studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal npj Climate and Atmospheric Science.

Untuk mengetahui respon penyimpanan air terestrial terhadap pertumbuhan vegetasi lahan kering, tim peneliti dari Institut Penelitian Informasi Kedirgantaraan (Aerospace Information Research Institute) di bawah naungan CAS melakukan studi itu berdasarkan pengamatan satelit dan output model.

Mereka mengamati peningkatan keseluruhan dalam pertumbuhan vegetasi di lahan kering di seluruh dunia antara tahun 1982 hingga 2016, dengan penyimpanan air terestrial di wilayah ini menurun pada periode tersebut. Temuan ini menunjukkan adanya korelasi negatif antara kedua indikator tersebut, terutama di daerah yang didominasi oleh lahan pertanian, kata CAS.

Banner

Dengan menggunakan pengamatan pengindraan jauh, simulasi model, dan metode pembelajaran mesin, tim peneliti lebih lanjut memperkirakan bahwa luas lahan kering global itu berpotensi meningkat sebesar 4,1 hingga 10,6 persen pada tahun 2100 dengan berkurangnya penyimpanan air terestrial secara signifikan.

Temuan ini menyoroti perlunya perencanaan bersama untuk restorasi ekologis yang seimbang, pengelolaan pertanian, dan pemanfaatan sumber daya air, menurut studi itu.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan