Jakarta (Indonesia Window) – Realisasi lifting minyak di Indonesia pada kuartal III tahun ini mencapai 706.200 barel minyak per hari (BOPD), atau 100,2 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar 705.000 BOPD.
“Ini merupakan kabar postif sektor migas (minyak dan gas) di tengah kondisi pandemik COVID-19 yang menekan harga minyak dunia dan kegiatan operasional di lapangan,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Agung Pribadi, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, hasil tersebut tak lepas dari kerja keras Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas yang terus menggenjot kegiatan eksplorasi.
“Kami mengapresiasi upaya SKK Migas yang telah memberikan masukan kepada para kontraktor migas dalam merencanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi, serta mengatur neraca keuangannya,” ujar Agung.
Hingga September 2020, lifting migas tercatat sebesar 1.689 ribu barel minyak ekuivalen per hari (BOEPD).
Guna mengawal keberlangsungan kegiatan usaha hulu migas, SKK Migas mencanangkan empat strategi untuk mendukung rencana jangka panjang, yaitu meningkatkan nilai aset yang telah ada, resource to production (R to P), Enhanced Oil Recovery (EOR), dan eksplorasi.
Hingga September 2020 survei seismik 2D telah selesai dilakukan di open area sepanjang 25.150 kilometer dan di wilayah kerja aktif sepanjang 1.779 kilometer.
Dengan demikian, survei seismik 2D sejauh ini telah mencakup area sepanjang 26.929 kilometer.
Laporan: Redaksi