Liburan Festival Musim Semi menggambarkan ketahanan ekonomi China, saat sekitar 308 juta perjalanan domestik dilakukan di China selama liburan nasional tahun ini, sementara box office selama periode liburan tersebut telah menjual total lebih dari 187,6 juta tiket, mengantongi pendapatan sebesar 6,76 miliar yuan.
London, Inggris (Xinhua) – Rebound dalam perjalanan dan konsumsi selama liburan Festival Musim Semi menggambarkan ketahanan ekonomi China dan mendukung perkiraan pemulihan lebih lanjut, demikian disampaikan sejumlah analis.
“Industri barang konsumen global telah mengincar Festival Musim Semi China 2023, yang menjadi batu ujian bagi mesin konsumsi China,” kata Bobby Verghese, analis konsumen dari perusahaan konsultan dan analisis data GlobalData dalam wawancara tertulis dengan Xinhua.
Verghese menambahkan bahwa manufaktur, peretail, dan operator bidang jasa antusias dengan respons positif konsumen terhadap perayaan liburan tersebut.
Sang analis menuturkan bahwa perusahaan-perusahaan multinasional dan regional telah meluncurkan penawaran khusus untuk Tahun Kelinci, dengan kampanye pemasaran bertema tentang pulihnya kembali kumpul keluarga dan ritual tradisional.
“Merek-merek mewah dan penyedia layanan berada di garis depan, memanfaatkan dilanjutkannya kembali perjalanan dan pariwisata, makan di luar ruangan, dan kegiatan pemberian hadiah,” ujar Verghese, seraya mengungkapkan bahwa banyak perusahaan menggunakan kesempatan ini untuk menampilkan penawaran terbaru mereka dan memberikan pengalaman interaksi merek digital baru kepada para pembeli.
Statistik resmi menunjukkan sekitar 308 juta perjalanan domestik dilakukan di China selama liburan Festival Musim Semi tahun ini, naik 23,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Per Jumat pukul 24.00 waktu setempat, box office selama periode liburan tersebut telah menjual total lebih dari 187,6 juta tiket, mengantongi pendapatan sebesar 6,76 miliar yuan.
Di China, mobilitas mulai pulih dengan cepat pada awal Januari. Lalu lintas antar kota hampir kembali ke tingkat sebelum COVID-19, sebut sebuah analisis yang diterbitkan oleh perusahaan jasa keuangan multinasional Societe Generale pada Kamis (26/1).
Pemulihan konsumsi juga sedang berlangsung, dengan penjualan makanan, minuman, dan pakaian meningkat secara bulanan (month-on-month) pada paruh pertama Januari di kalangan peretail utama dan tingkat pemesanan mencatatkan rebound menjadi lebih dari 80 persen di beberapa hotel dan akomodasi bed-and-breakfast di Shanghai dan Yunnan, imbuh analisis tersebut.
“Saat ini kami melihat pemulihan dini dan kuat dimulai pada kuartal pertama, dengan tiga kuartal bertumbuh di atas tren. Konsumsi swasta, terutama jasa, akan memimpin pemulihan, didukung oleh permintaan yang terpendam (pent-up demand), pasar tenaga kerja yang pulih, dan tabungan yang berlebih,” papar analisis itu.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan perbankan investasi UBS pada Kamis juga menyebutkan bahwa data perjalanan dan box office selama empat hari pertama Tahun Baru Imlek menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
“Data terbaru mendukung pandangan kami tentang pemulihan konsumsi dan aktivitas pada kuartal saat ini, dengan momentum tersebut meningkat dari kuartal kedua dan seterusnya,” imbuh laporan itu.
Dalam beberapa dekade terakhir, China telah berkembang menjadi pemimpin ekonomi global dalam konsumsi, perdagangan, dan investasi, menurut laporan UBS lainnya pada Rabu (25/1).
“Alhasil, negara ini memainkan peran penting sebagai mesin pertumbuhan global, yang bukan hanya menguntungkan perusahaan China dan rakyatnya, namun juga banyak pasar berkembang dan maju lainnya,” imbuh laporan itu.
*1 yuan = 2.218 rupiah
Laporan: Redaksi