Banner

China serukan upaya perdamaian untuk selesaikan krisis Ukraina

Seorang pekerja membersihkan puing-puing di lokasi serangan rudal di Odessa, Ukraina, pada 27 Juli 2023. (Xinhua/Peter Druk)

Krisis Ukraina memiliki penyebab yang kompleks dan tidak ada solusi mudah untuk mengatasinya. Penyelesaiannya membutuhkan upaya bersama dari semua pihak.

 

PBB (Xinhua) – Seorang utusan China pada Jumat (8/9) menyerukan upaya perdamaian internasional demi menyelesaikan krisis Ukraina.

Seiring dengan berlarut-larutnya krisis di Ukraina, ketegangan di lapangan tetap tinggi dan efek limpahannya menyebar semakin cepat. Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus bekerja dengan rasa tanggung jawab dan urgensi yang lebih besar untuk menemukan cara mencapai gencatan senjata dan memulihkan perdamaian secepatnya, kata Geng Shuang, Deputi Perwakilan Tetap China untuk PBB.

“Prioritas harus diberikan untuk memanfaatkan sarana mediasi yang diakui oleh Piagam (PBB) untuk mendorong implementasi berbagai inisiatif perdamaian dan untuk memanfaatkan peran inti mekanisme keamanan kolektif internasional,” ujarnya kepada Dewan Keamanan.

Krisis Ukraina memiliki penyebab yang kompleks dan tidak ada solusi mudah untuk mengatasinya. Penyelesaiannya membutuhkan upaya bersama dari semua pihak, kata Geng. “Bagaimana pun menantangnya hal ini, pintu penyelesaian politik tidak boleh ditutup; upaya untuk mendorong gencatan senjata dan dialog perdamaian tidak boleh menurun; proses perundingan diplomatik tidak boleh tertunda.”

Banner

Posisi China dalam masalah Ukraina konsisten dan jelas. China selalu menegaskan bahwa kedaulatan dan integritas wilayah semua negara harus dijaga, tujuan dan prinsip Piagam PBB harus dijunjung tinggi, masalah keamanan yang sah dari semua pihak harus ditanggapi dengan serius, dan segala upaya yang kondusif bagi penyelesaian krisis ini secara damai harus didukung, ungkap Geng.

China siap memperkuat dialog dan komunikasi dengan semua pihak dan akan terus melakukan upaya konstruktif demi mendorong penyelesaian politik krisis Ukraina, tuturnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan