Krisis di Jalur Gaza saat ini sangat besar, menyusul respons Israel terhadap serangan Hamas yang telah melampaui hak mempertahankan diri dan berubah menjadi hukuman kolektif bagi Jalur Gaza, yang merupakan rumah bagi lebih dari 2,3 juta orang.
Kairo, Mesir (Xinhua) – Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi pada Ahad (15/10) memperingatkan bahwa operasi Israel di Jalur Gaza telah melampaui batas pertahanan diri dan berubah menjadi hukuman kolektif.
Pernyataan itu disampaikan Sisi dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken di ibu kota Mesir, Kairo, menurut kepresidenan Mesir.
Sisi menegaskan bahwa krisis saat ini sangat besar, seraya mengungkapkan bahwa respons Israel terhadap serangan Hamas telah melampaui hak mempertahankan diri dan berubah menjadi hukuman kolektif bagi Jalur Gaza, yang merupakan rumah bagi lebih dari 2,3 juta orang.
Sisi menambahkan, ada akumulasi kemarahan dan kebencian antara Israel dan Palestina akibat tidak adanya kejelasan penyelesaian masalah Palestina.
Dia memperingatkan bahwa krisis yang terjadi saat ini dapat berdampak terhadap seluruh kawasan Timur Tengah, seraya menekankan perlunya menahan eskalasi dan mencegah pihak lain terlibat dalam konflik tersebut.
Sisi juga menyerukan untuk memfasilitasi pengiriman bantuan ke daerah kantong Palestina yang terkepung, yang menghadapi kekurangan air, listrik, bahan bakar, dan makanan.
Sementara itu, Blinken mengatakan kunjungannya ke Kairo fokus pada kerja sama untuk menyelesaikan krisis saat ini dan melindungi warga sipil, serta berkonsultasi mengenai “jalur masa depan.”
Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) yang berkuasa di Gaza melancarkan serangan mendadak ke kota-kota di Israel yang berdekatan dengan Jalur Gaza sepekan lalu, yang memicu Israel melancarkan serangan balasan ke Gaza.
Sejauh ini, 2.670 orang tewas akibat serangan udara Israel di Gaza, sementara lebih dari 1.300 orang di Israel tewas akibat serangan yang dipimpin Hamas.
Laporan: Redaksi