Banner

Korea Selatan kembangkan platform peluncuran ruang angkasa

Ilustrasi. Korea Selatan akan mengembangkan berbagai platform untuk menembakkan kendaraan peluncur luar angkasa dari udara dan laut. (Maciej Ruminkiewicz on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Korea Selatan akan mengembangkan berbagai platform untuk menembakkan kendaraan peluncur luar angkasa dari udara dan laut, kata kementerian pertahanan, Senin, setelah Amerika Serikat mencabut semua pembatasan peluncuran rudal negara tersebut.

Kantor Berita Yohap melaporkan bahwa awal bulan ini, Korea Selatan dan Amerika Serikat mengumumkan keputusan mereka untuk membatalkan pedoman bilateral 1979 yang melarang Seoul mengembangkan atau memiliki rudal dengan jangkauan penerbangan maksimum lebih dari 800 kilometer.

“Untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami setelah pencabutan pedoman rudal, kami akan melengkapi dan mengembangkan sistem militer kami. Kami juga akan mengembangkan berbagai platform yang mengoperasikan kendaraan peluncur luar angkasa di udara dan di laut,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan yang diserahkan ke Majelis Nasional.

Cara-cara baru untuk meluncurkan roket luar angkasa bisa menggunakan pesawat dan kapal, menurut para pejabat Korsel.

“Kami akan terus mematuhi rezim non-proliferasi internasional bahkan setelah berakhirnya pedoman,” kata kementerian itu.

Banner

Pencabutan pedoman rudal dilihat oleh para kritikus sebagai bagian dari strategi AS untuk melawan China. Tetapi pemerintah Seoul telah mengatakan bahwa mereka menjaga komunikasi yang erat dengan Beijing, dan China belum mengajukan keluhan apa pun tentang masalah tersebut.

Tetapi Korea Utara mengecam langkah tersebut pada Senin, menyebutnya sebagai peringatan yang tegas dari AS tentang kebijakan yang bermusuhan terhadapnya.

Berbicara tentang latihan gabungan dengan AS, kementerian pertahanan mengatakan bahwa kedua pihak terus melakukan koordinasi yang erat mengenai masalah tersebut.

“Otoritas pertahanan Korea Selatan dan AS telah menggelar latihan gabungan di bawah prinsip mempertahankan postur kesiapan bersama yang kokoh. Adapun latihan pada paruh kedua tahun ini, kami sedang mendiskusikan secara dekat dengan mempertimbangkan keadaan terkait secara komprehensif,” sebut laporan itu.

Keadaan tersebut termasuk situasi COVID-19, pemeliharaan postur tempur kedua negara, transisi kontrol operasional masa perang, dan dukungan atas upaya diplomatik untuk denuklirisasi Semenanjung Korea, menurut laporan itu.

Awal bulan ini, Presiden Korsel Moon Jae-in menyatakan bahwa latihan lapangan skala besar tampaknya tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat karena pandemik.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan