Banner

Korban meninggal lanah longsor Kabupaten Natuna jadi 46

Kondisi setelah terjadi tanah longsor di Kampung Genteng, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/3). BPBD Kabupaten Natuna menyebut lebih dari 27 rumah tertimbun material longsoran yang terjadi pada Senin (6/3). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Danung Arifin)

Tanah longsor Kabupaten Natuna tersebut terus diatasi melalui proses pencarian, pertolongan dan evakuasi dengan dukungan alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebanyak tujuh unit, serta tambahan personel dari TNI dan Polri.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Jumlah korban meninggal dunia akibat tanah longsor Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, menjadi 46, terdiri atas 24 laki-laki dan 22 perempuan, pada hari kelima pascabencana setelah dilakukan pencarian, pertolongan dan evakuasi korban pada Ahad (12/3).

Pada 12 Maret, tim satgas gabungan juga berhasil menemukan 10 jenazah di Kampung Genting, Desa Pangkalan, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangan tertulisnya yang dikutip oleh Indonesia Window pada Senin.

Dari penemuan itu, maka jumlah warga yang masih dinyatakan hilang tinggal sembilan orang, ungkap Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (BNPB), Abdul Muhari.

Perkembangan atas penemuan sejumlah korban akibat tanah longsor Kabupaten Natuna tersebut didukung dengan bertambahnya alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebanyak tujuh unit, serta tambahan personel dari TNI dan Polri, katanya.

Di samping itu, cuaca yang berangsur membaik juga menjadi faktor pendukung operasi pencarian, pertolongan dan evakuasi, dia menambahkan.

Sementara itu, Posko Darurat Bencana Tanah Longsor Natuna di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Kecamatan Serasan melaporkan adanya perkembangan jumlah pengungsi menjadi 2.240 jiwa.

Seluruh pengungsi itu terbagi di enam lokasi yang meliputi 436 jiwa di PLBN, 605 jiwa di Desa Payak, 136 di Desa Batu Berlian, 238 jiwa di SMA N 1 Serasan, 432 jiwa di Pelimpak dan 393 jiwa di Airnusa.

Seluruh pengungsi itu merupakan warga terdampak maupun yang meninggalkan rumah untuk sementara guna mencegah terjadinya bencana tanah longsor susulan, sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh BNPB melalui informasi prakiraan cuaca dan hasil analisa lapangan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Sebagai bentuk upaya mengurangi dampak risiko bencana tanah longsor, BNPB mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Natuna yang akan merelokasi kurang lebih 100 kepala keluarga yang tinggal di sekitar kawasan terdampak longsor di Kecamatan Serasan,

Tingginya curah hujan, kondisi tanah yang labil dan area perbukitan dengan kemiringan yang curam menjadi beberapa faktor pemicu terjadinya bencana tanah longsor tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan