Kerja sama dengan China sangat penting bagi ASEAN, mengingat kerja sama tersebut esensial bagi implementasi Rencana Induk Konektivitas ASEAN (Master Plan on ASEAN Connectivity/MPAC) 2025 dan serangkaian tujuan pembangunan lainnya.
Nanning, China (Xinhua/Indonesia Window) – Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia (RI) Mardyana Listyowati pada Selasa (24/9) menyebut bahwa kerja sama dengan China sangat penting bagi ASEAN, mengingat kerja sama tersebut esensial bagi implementasi Rencana Induk Konektivitas ASEAN (Master Plan on ASEAN Connectivity/MPAC) 2025 dan serangkaian tujuan pembangunan lainnya.
Mardyana Listyowati datang ke Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, untuk berpartisipasi dalam China-ASEAN Expo ke-21 dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bisnis dan Investasi China-ASEAN (China-ASEAN Business and Investment Summit). Dalam wawancara dengan pers, Listyowati menyampaikan harapannya agar negosiasi yang sedang berlangsung untuk Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area/FTA) China-ASEAN versi 3.0 dapat berjalan dengan lancar dan selesai secepatnya.
“FTA China-ASEAN versi 3.0 akan membantu semua pihak untuk memperdalam kerja sama regional dengan menghilangkan hambatan nontarif, menyatukan standar industri, dan meningkatkan ketahanan rantai industri. Hal ini penting bagi Indonesia dan ASEAN,” kata Mardyana Listyowati.
Dalam beberapa tahun terakhir, China dan ASEAN terus mengembangkan kerja sama ekonomi dan perdagangan. China mempertahankan posisinya sebagai mitra dagang terbesar ASEAN selama 15 tahun berturut-turut, sementara ASEAN menjadi mitra dagang terbesar China selama empat tahun berturut-turut. Mardyana Listyowati meyakini bahwa kebijakan-kebijakan menguntungkan yang dihasilkan oleh Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dan FTA China-ASEAN akan terus meningkatkan kerja sama yang mendalam antara ASEAN dan China dalam bidang ekonomi hijau, ekonomi digital, dan integrasi rantai pasokan. Hal ini juga kondusif bagi upaya ASEAN dalam mendorong pembangunan berkelanjutan.
Mengenai kerja sama antara China dan Indonesia, Listyowati menyatakan bahwa China memiliki keunggulan besar dalam bidang teknologi kereta cepat, kendaraan energi baru, dan teknologi pembangunan berkelanjutan. Memperdalam kerja sama dengan China dapat membuat Indonesia bisa mengintegrasikan keunggulan sumber dayanya ke dalam rantai pasokan pembangunan berkelanjutan global secara lebih baik.
“China-ASEAN Expo tidak hanya menyediakan platform bagi Indonesia untuk memamerkan produk tradisional, seperti produk-produk pertanian khas, tetapi juga menjadi platform penting untuk mempromosikan kerja sama dalam bidang teknologi baru,” ujar Listyowati.
Laporan: Redaksi