Banner

Korban meninggal akibat bencana tanah longsor Natuna jadi 36  

Warga memasak di lokasi pengungsian SMA Negeri 1 Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/3/2023). (Komunikasi Kebencanaan BNPB/Danung Arifin)

Bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, terus mendapat perhatian pemerintah yang memberi apresiasi kepada seluruh unsur pemerintah daerah, swasta, masyarakat dan pihak-pihak terkait karena telah membantu dalam percepatan penanganan musibah tersebut.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Jumlah korban meninggal akibat bencana tanah longsor Natuna, Kepulauan Riau, meningkat menjadi 36 orang, 18 lainnya masih dalam pencarian, dan sebanyak 1.216 warga masih mengungsi di empat titik, menurut data pencarian dan pertolongan per Jumat (10/3).

Pemerintah memberikan apresiasi kepada seluruh unsur pemerintah daerah, swasta, masyarakat dan pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam percepatan penanganan bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat meninjau lokasi terdampak dan beberapa pengungsian di Pulau Serasan, Jumat (10/3), ungkap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam keterangan terulisnya pada Sabtu.

Stok bahan dasar yang dibutuhkan warga pengungsi telah memadai dan dapat mencukupi hingga satu-dua minggu kedepan, kata Muhadjir, seraya menambahkan, penanganan darurat bencana di Pulau Serasan sudah semakin baik.

“Sudah saya cek untuk ketersediaan bahan untuk pakaian, pangan untuk seminggu kedepan sudah aman,” Muhadjir menjelaskan.

Dia juga mengucapkan terima kasih atas uluran bantuan dari semua pihak, baik dari unsur pemerintah maupun swasta dan juga warga masyarakat Kabupaten Natuna yang benar-benar memberikan empatinya tidak sekedar ucapan tapi juga tindakan nyata.

Pada kesempatan itu, Muhadjir juga mengatakan bahwa pemerintah akan mempersiapkan program relokasi bagi warga terdampak maupun yang berada di zona rawan tanah longsor. Dalam program relokasi itu, pemerintah akan membangun kurang lebih 100 rumah.

“Akan ada program relokasi. Walaupun yang terkena langsung ini hanya 30 keluarga. Tetapi karena itu berada di zona merah, menurut BMKG, maka untuk sementara akan disediakan relokasi sekitar 100 rumah,” jelas Muhadjir.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto juga mengatakan bahwa pada hari ke empat pascabencana tanah longsor telah dilakukan segala upaya dalam operasi darurat dan membuahkan hasil, meskipun memang jalan yang tertutup longsor belum sepenuhnya terbuka karen faktor cuaca.

Menyikapi hal itu, pemerintah telah memutuskan untuk mengambil opsi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan harapan intensitas curah hujan dapat berkurang dan seluruh operasi penanganan darurat dapat berjalan sesuai target.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan