Banner

Korban banjir NTT meningkat menjadi 124, 74 hilang

Kepala BNPB Doni Monardo meninjau lokasi bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur pada Selasa (6/4/2021). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana-BNPB)

Jakarta (Indonesia Window) – Korban tewas akibat banjir menyusul topan tropis Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur meningkat menjadi 124, sementara 74 orang lainnya masih hilang, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu.

Juru bicara BNPB Raditya Jati mengatakan sebanyak 67 korban meninggal ditemukan di Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata (28), Kabupaten Alor (21), Kabupaten Malaka (3), Kabupaten Sabu Raijua (2), Kabupaten Ende (1), Kabupaten Kupang (1), serta kota Kupang (1).

Banner

“Angka ini masih dinamis karena proses evakuasi masih dilakukan,” kata Raditya dalam jumpa pers virtual.

Selain itu 129 orang luka-luka, sementara 13.230 orang mengungsi di sejumlah titik pengungsian.

Banjir yang merupakan dampak siklon tropis Seroha juga merusak 87 fasilitas umum, sementara 688 rumah dilaporkan rusak berat, 272 rusak sedang, dan 154 rusak ringan.

Banner

Sejumlah wilayah masih terisolir dan jaringan listrik terputus.

Pihak berwenang telah membagikan makanan, selimut, dan tenda kepada para pengungsi.

Menurut Jati, BNPB juga telah mendistribusikan masker kesehatan dan memberikan 10.000 tes antigen COVID-19 guna mencegah penyebaran virus corona di pos-pos evakuasi.

Banner

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang laut tinggi hingga 6 meter terjadi setelah siklon tropis Seroja mengaduk Laut Sawu, di selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan puncaknya terjadi pada 5 April 2021.

Saat ini kecepatan angin Seroja meningkat menjadi 130 kilometer per jam dan menjauh dari wilayah Indonesia, meski dampaknya masih terasa di sejumlah provinsi di bagian selatan Tanah Air hingga beberapa hari mendatang.

Seroja merupakan siklon tropis ke-10 yang melanda Indonesia sejak tahun 2008 namun memiliki dampak terparah karena menyebabkan tanah longsor.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan