Koordinasi keamanan Palestina-Israel dihasilkan oleh Perjanjian Oslo yang ditandatangani antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada 1990-an.
Ramallah, Palestina (Xinhua) – Otoritas Palestina pada Kamis (26/1) mengumumkan berakhirnya koordinasi keamanan dengan Israel sebagai respons atas pembunuhan sembilan warga Palestina di Kota Jenin, Tepi Barat.
“Mengingat agresi berulang terhadap rakyat kami dan pelanggaran atas perjanjian yang telah ditandatangani, kami menganggap bahwa koordinasi keamanan dengan pemerintah pendudukan Israel telah berakhir mulai saat ini,” kata Nabil Abu Rudeineh, Juru Bicara Kepresidenan Palestina, dalam pernyataan pers.
Keputusan mengakhiri koordinasi keamanan Palestina-Israel tersebut diambil setelah pertemuan darurat Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization/PLO), Komite Pusat Fatah, dan pemerintah Palestina. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Sebelumnya pada hari itu, pasukan tentara Israel menyerbu kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat utara dan membunuh sembilan warga Palestina, termasuk seorang wanita lanjut usia (lansia), dan melukai 16 lainnya, dengan empat di antaranya berada dalam kondisi serius.
Abu Rudeineh menyerukan faksi-faksi Palestina untuk melakukan perlawanan rakyat yang lebih damai “demi melindungi warga Palestina dan kemampuan mereka dalam menghadapi terorisme pemukim dan pasukan pendudukan Israel.”
Pimpinan Palestina memutuskan untuk segera menemui Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna meminta perlindungan internasional bagi rakyat Palestina di bawah Bab VII Piagam PBB untuk menghentikan tindakan-tindakan sepihak, ujarnya.
Pimpinan Palestina juga akan segera bertolak ke Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) untuk menambahkan “berkas pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Israel di Jenin hari ini pada berkas yang sebelumnya telah diserahkan ke pihak mahkamah,” tambah juru bicara tersebut.
Koordinasi keamanan antara Israel dan Otoritas Palestina dihasilkan oleh Perjanjian Oslo yang ditandatangani antara Israel dan PLO pada 1990-an. Pendirian Otoritas Palestina sendiri juga merupakan hasil dari Perjanjian Oslo.
Lebih dari 170 warga Palestina tewas di Tepi Barat pada 2022, dan sedikitnya 29 orang tewas pada Januari tahun ini, tunjuk data dari Kementerian Kesehatan Palestina. Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh PBB, 2022 menjadi tahun paling mematikan bagi warga Palestina sejak 2006.
Ketegangan semakin diperparah sejak pemerintahan sayap kanan paling ekstrem Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mulai menjabat Desember tahun lalu.
Laporan: Redaksi