Konsensus China-Jepang yang telah disepakati antara para pemimpin kedua negara diharapkan memperkuat pertukaran dan komunikasi, serta mengatasi berbagai kesulitan sambil memajukan hubungan bilateral.
Beijing, China (Xinhua) – Anggota Dewan Negara sekaligus Menteri Luar Negeri (Menlu) China Qin Gang menggelar pertemuan dengan Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi di Beijing pada Ahad (2/4).
Mencatat bahwa tahun ini menandai peringatan 45 tahun penandatanganan Perjanjian Perdamaian dan Persahabatan China-Jepang, Qin mengatakan bahwa sesuai konsensus antara para pemimpin kedua negara, kedua pihak harus meninjau kembali semangat perjanjian tersebut, memperkuat pertukaran dan komunikasi, serta mengatasi berbagai kesulitan sambil memajukan hubungan bilateral.
Dia mengatakan pelajaran mendalam dari hubungan bilateral selama setengah abad terakhir adalah bahwa koeksistensi damai dan kerja sama bersahabat merupakan satu-satunya pilihan yang tepat bagi kedua belah pihak. Menyampaikan bahwa empat dokumen politik antara China dan Jepang meletakkan landasan politik dan hukum untuk hubungan bilateral, Qin mengatakan menepati janji dan mengambil hikmah dari sejarah menjadi prasyarat untuk pertumbuhan hubungan China-Jepang yang stabil dan berjangka panjang.
Qin meminta Jepang agar memiliki pemahaman yang benar tentang China, bekerja sama dengan pihak China untuk meningkatkan dialog dan komunikasi, mendorong kerja sama praktis, meningkatkan pertukaran antarmasyarakat, serta mengelola perbedaan dengan baik guna membangun hubungan China-Jepang yang memenuhi persyaratan era baru.
Mengenai pembuangan air yang terkontaminasi nuklir dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi ke Samudra Pasifik, Qin mendesak Jepang agar menangani pembuangan tersebut secara bertanggung jawab, karena ini merupakan masalah besar yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat dan keselamatan umat manusia.
Mengenai masalah Taiwan, Qin mengatakan perkara itu adalah inti dari kepentingan inti China, yang menjadi landasan politik hubungan China-Jepang. China mendesak Jepang agar mematuhi prinsip-prinsip yang termaktub di dalam empat dokumen politik antara kedua negara dan komitmennya sejauh ini, serta menahan diri untuk tidak ikut campur dalam masalah Taiwan atau merusak kedaulatan China dalam bentuk apa pun, ujarnya.
Dalam kasus seorang warga negara Jepang yang diduga terlibat dalam kegiatan spionase di China, Qin menekankan China akan menanganinya dengan mengikuti hukum yang relevan.
Sementara itu, Hayashi menyatakan kesediaan Jepang untuk bekerja sama dengan China, mengimplementasikan konsensus penting yang dicapai oleh pemimpin kedua negara, mematuhi keempat dokumen politik antara Jepang dan China, menangani isu-isu yang menjadi perhatian bersama dengan baik, mendorong pengembangan hubungan Jepang-China yang konstruktif dan stabil, serta bersama-sama berkontribusi pada kemakmuran dan stabilitas regional maupun global sebagai negara yang bertanggung jawab.
Kedua belah pihak juga bertukar pandangan tentang isu-isu internasional maupun regional, termasuk kerja sama antara China, Jepang, dan Korea Selatan, situasi di Semenanjung Korea, serta reformasi Dewan Keamanan PBB.
Laporan: Redaksi