Banner

COVID-19 – Singapura tak akui vaksin Sinovac

Ilustrasi. Singapura mengatakan bahwa orang yang divaksinasi dengan CoronaVac masih perlu diuji untuk COVID-19 sebelum menghadiri acara tertentu atau memasuki beberapa tempat. Hal ini tidak seperti orang yang divaksinasi di bawah program vaksinasi nasional. (Mufid Majnun on Unsplash)

Jakarta (Indonesia Window) – Orang-orang yang menerima suntikan vaksin Sinovac Biotech tidak dimasukkan dalam penghitungan total vaksinasi COVID-19 di Singapura, kata pejabat setempat, menurut Reuters.

Pejabat tersebut mengutip data kemanjuran yang tidak memadai untuk vaksin buatan China itu, terutama dalam melawan varian Delta yang lebih menular.

“Kami tidak benar-benar memiliki dasar medis atau ilmiah atau memiliki data sekarang untuk menetapkan seberapa efektif Sinovac dalam hal infeksi dan penyakit parah untuk varian Delta,” kata Menteri Kesehatan Ong Ye Kung dalam konferensi pers, Rabu (7/7).

Varian Delta telah menjadi jenis COVID-19 yang paling umum di Singapura sejak sejumlah kasus infeksi diidentifikasi di bandara pada Mei.

Pemerintah setempat kemudian kembali menerapkan pembatasan yang lebih ketat untuk pertemuan sosial dan kegiatan publik, meskipun telah mulai melonggarkan beberapa kebijakan ini.

Banner

Pemerintah Singapura hanya memasukkan mereka yang ikut program imunisasi nasional menggunakan vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech/Cominarty (PFE.N), dalam penghitungan vaksinasi.

Lebih dari 3,7 juta orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Pfizer atau Moderna, yang mencakup sekitar 65 persen populasi. Sementara itu, hampir 2,2 juta orang telah mendapatkan dosis lengkap.

Singapura menetapkan target dua pertiga penduduknya untuk divaksinasi penuh, setidaknya hingga 9 Agustus.

Setelah persetujuan penggunaan darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Singapura mengizinkan klinik swasta yang ditunjuk untuk menawarkan suntikan Sinovac dan CoronaVac, mulai pertengahan Juni.

Singapura memiliki stok 200.000 dosis CoronaVac yang dapat dimanfaatkan oleh klinik.

Pada 3 Juli, lebih dari 17.000 orang di negara kota tersebut telah menerima satu dosis CoronaVac, dan pihak berwenang mengatakan bahwa permintaan vaksin tampaknya berkurang setelah masyarakat buru-buru mendapatkan vaksin.

Banner

Bulan lalu, Kenneth Mak, Direktur Layanan Medis Singapura, mengatakan bukti dari negara lain menunjukkan bahwa orang yang memperoleh CoronaVac masih terinfeksi dan menimbulkan risiko yang signifikan.

Singapura mengatakan bahwa orang yang divaksinasi dengan CoronaVac masih perlu diuji untuk COVID-19 sebelum menghadiri acara tertentu atau memasuki beberapa tempat. Hal ini tidak seperti orang yang divaksinasi di bawah program vaksinasi nasional.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan