Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Konflik Rusia-Ukraina yang mengguncang harga energi dunia dan menciptakan krisis pengungsi besar-besaran akan memperlambat pertumbuhan dan memicu ketidakpastian prospek ekonomi Amerika Serikat (AS), tulis surat kabar Boston Globe.

Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan bahwa “kita telah melewati krisis yang tiada duanya dengan pandemi, dan kita sekarang berada di wilayah yang jauh lebih mengejutkan,” menurut laporan yang dirilis pada Sabtu (19/3) itu.

IMF kemungkinan akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia akibat konflik tersebut, imbuhnya. Sejumlah analis swasta telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun ini, dengan bank investasi Goldman Sachs baru-baru ini menurunkan perkiraannya ke angka 1,75 persen.

Selain itu, dampak ekonomi dari COVID-19 masih jauh dari selesai. Kasus COVID-19 bahkan meningkat di beberapa negara Eropa yang kemungkinan dipicu oleh subvarian Omicron BA.2 yang sangat menular, kata laporan itu.

Douglas Holtz-Eakin, Presiden American Action Forum, mengatakan dia setuju dengan rencana bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga guna menekan inflasi dan mengatasi kekhawatiran warga Amerika bahwa masih akan ada kenaikan harga, yang kemungkinan hanya akan memperburuk fenomena itu.

Banner

“Pemerintahan Biden harus fokus untuk mengakhiri perang di Ukraina dan bersiap untuk lonjakan baru dalam kasus COVID,” ujarnya.

Efek gabungan dari inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga akan membuat tahun ini menjadi tahun yang sulit bagi konsumen, menurut sejumlah ekonom.

Para pembuat kebijakan juga telah mengajukan gagasan untuk mencoba meringankan beberapa kesulitan ekonomi, termasuk memberikan pajak pada pendapatan tinggi perusahaan minyak guna menghukum praktik menaikkan harga, dan untuk sementara menangguhkan pajak bahan bakar federal demi menurunkan harga-harga di stasiun pengisian bahan bakar umum, sebuah langkah yang juga diambil oleh beberapa negara bagian, menurut laporan tersebut.

Sejumlah ekonom memperingatkan warga Amerika untuk bersiap menghadapi kembali tahun yang penuh gejolak dan ketidakpastian, kata laporan itu.

Sumber: Xinhua

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan