Koalisi berkuasa Jepang, Partai Demokratik Liberal (Liberal Democratic Party/LDP) dan mitranya, Komeito, gagal mencapai ambang batas mayoritas, menghadirkan ketidakpastian politik pada perekonomian yang sudah menghadapi berbagai tantangan itu.
Tokyo, Jepang (Xinhua/Indonesia Window) – Menyusul pemilihan umum (pemilu) Jepang pada Ahad (27/10), koalisi berkuasa Partai Demokratik Liberal (Liberal Democratic Party/LDP) dan mitranya, Komeito, gagal mencapai ambang batas mayoritas, menghadirkan ketidakpastian politik pada perekonomian yang sudah menghadapi berbagai tantangan itu.
LDP dan Komeito meraih total 215 dari 465 kursi di majelis yang berkuasa di parlemen, di bawah 233 kursi yang dibutuhkan untuk meraih suara mayoritas. LDP sendiri meraih 191 kursi, jauh lebih sedikit dari 247 kursi yang diperolehnya sebelum pemilu.
Sebaliknya, oposisi utama yakni Partai Demokratik Konstitusional Jepang (Constitutional Democratic Party of Japan) secara signifikan meningkatkan keterwakilannya, bertambah dari 98 kursi sebelum pemilu menjadi 148 kursi.
Hasil itu sebagian besar sesuai dengan perkiraan media mengingat kemarahan publik atas skandal pendanaan LDP masih berlanjut. Kali terakhir koalisi itu kehilangan suara mayoritas terjadi pada 2009.
Menyusul hasil mengecewakan itu, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba mengumumkan rencana untuk menggalang kerja sama dari partai-partai lain yang memiliki garis kebijakan yang sama dengan pemerintahannya, yang bertujuan untuk menstabilkan pemerintahannya, menurut lembaga penyiaran publik NHK.
Total 1.344 kandidat mencalonkan diri dalam pemilu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jepang ke-50, lebih banyak dari 1.051 yang tercatat dalam pemilu serupa terakhir pada 2021.
Laporan: Redaksi