Kesepakatan iklim COP28 menetapkan sejumlah langkah untuk mengatasi perubahan iklim, di antaranya mengenai adaptasi, keuangan, fleksibilitas, dan bahan bakar fosil.
Dubai, UEA (Xinhua) – Presiden COP28 Sultan Ahmed Al Jaber pada Rabu (13/12) mengumumkan bahwa pihak-pihak dalam konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mencapai konsensus akhir mengenai kesepakatan iklim yang “bersejarah.”
“Ini merupakan paket yang ditingkatkan, seimbang, dan tentu saja, bersejarah untuk mempercepat aksi iklim. Ini adalah Konsensus UEA,” kata Al Jaber.
Kesepakatan itu menetapkan sejumlah langkah untuk mengatasi perubahan iklim, di antaranya mengenai adaptasi, keuangan, fleksibilitas, dan bahan bakar fosil.
Presiden COP28 tersebut menambahkan bahwa rencana itu merupakan “rencana seimbang yang mengatasi emisi, menjembatani kesenjangan soal adaptasi, menata ulang keuangan global, serta menanggulangi kerugian dan kerusakan,” seraya menyatakan rencana itu dibangun atas dasar kesamaan, yang diperkuat oleh inklusivitas dan diperkokoh oleh kolaborasi.
Al Jaber mengungkapkan keyakinan bahwa semua aksi krusial tersebut akan membantu membentuk dunia yang lebih baik dan lebih bersih dengan kemakmuran yang lebih besar dan lebih merata, sembari menyerukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah perjanjian ini menjadi aksi nyata.
Dia juga menyampaikan bahwa konferensi itu menciptakan pergeseran paradigma yang “berpotensi mendefinisikan ulang perekonomian-perekonomian kita.”
Berpidato dalam rapat pleno penutupan COP28, Zhao Yingmin, Kepala Delegasi China untuk COP28 sekaligus Wakil Menteri Ekologi dan Lingkungan Hidup China, memuji bahwa COP 28 telah memberikan arahan umum bagi tahap selanjutnya dalam aksi iklim global.
Zhao menuturkan bahwa asesmen global perdana dari Perjanjian Paris dalam COP28 semakin mengonsolidasikan tren umum global menuju masa depan yang ramah lingkungan dan rendah karbon.
Konsensus itu disepakati usai COP28, atau sesi ke-28 Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim, diperpanjang hingga melewati batas waktu resmi pada Selasa (12/12) siang waktu setempat karena adanya kebuntuan soal draf naskah kesepakatan akhir sebelumnya.
Laporan: Redaksi