Banner

China dan Indonesia bidik peningkatan kerja sama di bidang tanaman obat

Para pekerja dari koperasi obat herbal China Yuzheng menjemur ‘schisandra chinensis’, ramuan obat yang dikenal dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan stres, di wilayah Luonan, Provinsi Shaanxi, China barat laut, pada 21 Agustus 2022. (Xinhua/Tao Ming)

Kerja sama konservasi dan penelitian tanaman obat antara China dan Indonesia diharapkan memperdalam penelitian terkait standar kualitas bahan obat, memperkuat pembelajaran timbal balik terkait standar kualitas tersebut, serta memperkuat penelitian tentang kebijakan dan regulasi kedua negara.

 

Haikou, China (Xinhua/Indonesia Window) – Para pejabat dan pakar dalam sebuah konferensi internasional di China mengatakan bahwa mereka menantikan lebih banyak lagi kerja sama konservasi dan penelitian tanaman obat antara China dan Indonesia.

Pada Jumat (23/8), sekitar 50 delegasi dari kedua negara menghadiri sesi keempat komite gabungan pangkalan konservasi, penelitian, dan inovasi tanaman obat China-Indonesia yang diselenggarakan di Haikou, ibu kota Provinsi Hainan, China selatan.

Para delegasi itu membahas pembangunan pangkalan tersebut dan fokus pekerjaan yang akan datang, serta mendorong transformasi kerja sama penelitian ilmiah dan koordinasi standar antara kedua belah pihak.

Luas area konstruksi pangkalan tersebut saat ini melampaui 30 hektare. Pengerjaan proyek itu berjalan dengan baik dan diperkirakan akan secara resmi rampung pada Oktober tahun ini, menurut Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Nani Hendiarti.

Banner

Chen Shuai, Wakil Direktur Jenderal Departemen Kerja Sama Internasional Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, menyatakan harapannya bahwa institusi-institusi penelitian ilmiah dan perusahaan-perusahaan farmasi dari kedua negara yang memiliki kemampuan dalam penelitian dan pengembangan (litbang) serta inovasi akan terus melakukan litbang tanaman obat secara sistematis, dan terus meningkatkan tingkat teknis dalam pemanfaatan sumber daya obat mereka.

Institusi penelitian di kedua negara akan memperdalam kerja sama dalam penelitian terkait standar kualitas bahan obat, memperkuat pembelajaran timbal balik terkait standar kualitas tersebut, serta memperkuat penelitian tentang kebijakan dan regulasi, menurut sesi itu.

Pertemuan tersebut juga merilis sebuah inisiatif yang berkaitan dengan penguatan kerja sama dalam penelitian terkait standar bahan-bahan medis.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan