Banner

Proposal Xi tentang kerja sama global raih dukungan dunia (Bagian 2-selesai)

Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato berjudul ‘Bekerja Bersama untuk Menjawab Tantangan Zaman dan Membangun Masa Depan yang Lebih Baik’ (Working Together to Meet the Challenges of Our Times and Build a Better Future) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 (Group of 20/G20) ke-17 di Bali pada 15 November 2022. KTT G20 dimulai di Bali pada Selasa (15/11/2022). (Xinhua/Ju Peng)

“China telah memberikan contoh terkait kolaborasi dan komitmen dengan negara-negara lain di tengah pandemi COVID-19. Saya pikir inilah saatnya bagi pemerintah negara-negara untuk mengikuti jejak China dan menawarkan diri untuk bergabung dengan kerja sama menyeluruh yang ditingkatkan secara holistik agar dapat keluar dari kekacauan ini,” tambah ekonom itu.

Pembangunan bersama untuk semua

Seperti yang telah disampaikannya dalam banyak kesempatan sebelumnya, pemimpin China itu sekali lagi menyerukan dilakukannya lebih banyak upaya global untuk mendukung dan membantu negara-negara berkembang dan memastikan bahwa manfaatnya dibagikan ke seluruh dunia.

Banner

“Pembangunan menjadi nyata hanya ketika semua negara berkembang bersama,” kata Xi dalam pidatonya. “Kemakmuran dan stabilitas tidak mungkin tercapai di dunia ketika yang kaya menjadi semakin kaya dan yang miskin menjadi semakin miskin.”

Dia juga mendesak negara-negara yang terdepan dalam hal pembangunan untuk dengan tulus membantu negara lain berkembang, dan menyediakan lebih banyak barang publik global. “Semua negara besar harus memenuhi tanggung jawab mereka, dan melakukan yang terbaik demi tujuan pembangunan global,” tambahnya.

Proposal Xi Jinping adalah cerminan yang jelas dari komitmen jangka panjang China terhadap pembangunan bersama. Selama puluhan tahun, negara itu selalu memberikan dukungan kepada negara-negara berkembang, terutama negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, melalui investasi, infrastruktur, pelatihan keterampilan, dan pendidikan.

Banner

Dalam pertemuan dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Xi menyebutkan bahwa perkembangan China akan mendatangkan lebih banyak peluang bagi Afrika Selatan dan negara-negara lain.

Menurut Bambang Suryono, ketua wadah pemikir Pusat Kajian Inovasi Asia yang juga seorang pakar, menghadapi kesulitan dan tantangan yang semakin meningkat, masyarakat dunia memiliki harapan yang lebih tinggi dari sebelumnya terkait peran G20 dalam meningkatkan kualitas tata kelola global.

Bambang mendesak ekonomi-ekonomi maju untuk memenuhi janjinya dengan tindakan praktis, sepenuhnya mengakomodasi kesulitan dan kekhawatiran negara berkembang dan kurang berkembang, serta memberikan dukungan dalam hal modal, teknologi, dan peningkatan kapasitas.

Banner

Victoria Panova, Wakil Rektor Sekolah Tinggi Ekonomi Universitas Riset Nasional Rusia, mengatakan sejumlah besar warga di dunia mengkhawatirkan hal-hal yang berkaitan dengan penghidupan mereka seperti pangan, rumah, dan perawatan kesehatan, mengingat semua itu adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia.

Oleh karena itu, upaya komprehensif terkait topik-topik ini sangat penting, karena “semua negara memiliki hak yang setara dan kesempatan untuk mewujudkan pembangunan berdasarkan kepentingan bersama,” katanya.

Aksi bersama untuk ketahanan pangan dan energi

Krisis pangan dan energi global, yang berdampak buruk terhadap banyak negara dan kawasan, merupakan tantangan yang paling mendesak dalam pembangunan global. Menurut Program Pangan Dunia (WFP), terdapat 345 juta orang yang kehidupan dan penghidupannya menghadapi ancaman langsung dari kerawanan pangan akut. Angka setinggi itu belum pernah tercatat sebelumnya.

Banner

Dalam konteks ini, Xi dalam pidatonya mengatakan bahwa akar penyebab dari krisis yang sedang berlangsung bukanlah produksi atau permintaan, melainkan rantai pasokan dan kerja sama global yang terganggu.

Dia menyarankan agar komunitas dunia meningkatkan kerja sama global dalam pengawasan dan regulasi pasar; membangun kemitraan dalam bidang komoditas; mengembangkan pasar komoditas yang terbuka, stabil, dan berkelanjutan; serta bekerja sama dalam mengatasi hambatan dalam rantai pasokan dan menstabilkan harga pasar. Dia juga menyuarakan penolakan keras terhadap upaya untuk memolitisasi isu-isu pangan dan energi atau menggunakannya sebagai alat dan senjata.

Proposal Xi Jinping dipuji secara luas oleh para ahli dan pengamat asing. Alessia Amighini, salah satu pemimpin Asia Center sekaligus senior associate research fellow di Institut Studi Politik Internasional Italia, mengatakan proposal Xi menawarkan posisi yang sangat jelas kepada G20.

Banner

Bambang mengatakan bahwa untuk menjaga ketahanan pangan dan energi global, negara-negara harus menjembatani perbedaan dan memecahkan masalah melalui dialog dan koordinasi, alih-alih menggunakannya sebagai target sanksi dan sebagai alat tawar-menawar dalam diplomasi.

Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte, Xi menggarisbawahi bahwa upaya memolitisasi isu-isu ekonomi dan perdagangan harus ditolak, dan stabilitas rantai pasokan dan industri global harus dijaga.

Ibrahim Alluhayb, seorang profesor di King Saud University di Arab Saudi, menuturkan bahwa pernyataan Xi tentang penolakan terhadap upaya untuk memolitisasi dan mempersenjatai isu-isu pangan dan energi telah mewakili suara bersama dari sebagian besar negara di dunia.

Banner

Baik pengimpor maupun pengekspor berharap pangan dan energi dapat dianggap sebagai komoditas, bukan alat yang digunakan dalam perjuangan politik internasional, tambah profesor itu.

(Reporter video: Lu Ying, Lin Kai, Yi Aijun, Sun Lei, Liu Chang, Zhou Chuyun, Peng Zhuo, Yu Shuaishuai, Feng Guorui, Yang Zhigang, Wang Hongliu, Hari Maharjan, Guruh, Wa Yang, Ji Li; Editor video: Zhang Zhihuan, Wei Yin, Wu Yuzhan, Zhang Li.) 

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan