Akademisi sebut BRI dorong kerja sama untungkan Indonesia-China di berbagai bidang

Akademisi dari President University, Harryanto Aryodiguno, melakukan wawancara dengan Xinhua terkait kerja sama Indonesia dan China melalui Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI). Kerja sama ini menurutnya telah menguntungkan kedua negara dengan peningkatan hubungan kemaritiman, budaya, dan ekonomi. (Xinhua)

Kerja sama BRI mendukung Indonesia semakin fokus dalam membangun infrastruktur yang menyokong posisi strategisnya sebagai negara kepulauan dan dilalui jalur perdagangan internasional.

 

Jakarta (Xinhua) – Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) yang diprakarsai China dinilai telah memperluas kerja sama yang menguntungkan antara Indonesia dan China dalam berbagai bidang. Salah satu kisah suksesnya adalah infrastruktur transportasi kereta cepat ‘Whoosh’ yang menghubungkan dua kota penting di Indonesia, yakni Jakarta dan Bandung.

Harryanto Aryodiguno, lektor kepala di Program Studi Hubungan Internasional President University, menilai kerja sama Indonesia dan China melalui BRI cukup luas di berbagai bidang, dari kemaritiman, perdagangan, hingga pertukaran kebudayaan.

“BRI maupun konsep maritim yang diprakarsai oleh Presiden Joko Widodo sebenarnya saling mendukung. Karena Indonesia adalah negara kepulauan dan kebetulan BRI juga berisi rencana pembangunan yang mengarah ke wilayah kepulauan,” ujarnya kepada Xinhua.

Kerja sama BRI mendukung Indonesia semakin fokus dalam membangun infrastruktur yang menyokong posisi strategisnya sebagai negara kepulauan dan dilalui jalur perdagangan internasional. Hal ini menguntungkan dari sisi ekonomi karena akan menjadikan Indonesia tempat transit dengan jalur laut yang semakin sibuk.

Harryanto berharap melalui BRI, Indonesia dapat membangun infrastruktur di berbagai pulau, termasuk di Kalimantan, yang nantinya mendukung konektivitas lintas negara dengan Malaysia dan Brunei Darussalam.

Namun, kerja sama ini lebih dari sekadar kemaritiman dan ekonomi semata, melainkan juga menyangkut aspek pertukaran budaya. BRI menurutnya telah memungkinkan masyarakat Indonesia lebih memahami budaya China, dan mengenal citra China yang sebenarnya.

Dengan demikian, Harryanto menilai BRI menjadi kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Bagi Indonesia, kerja sama yang semakin intensif dengan China melalui BRI menjadi upaya diversifikasi hubungan ekonomi selain dengan negara-negara Barat. Sementara bagi China akan menguntungkan, salah satunya karena dapat memperluas pengembangan teknologinya ke luar negeri.

Kerja sama BRI
Foto yang diabadikan pada 4 September 2023 ini menunjukkan suasana di bagian dalam kabin kereta rel listrik cepat untuk Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang sedang menjalani uji coba. (Xinhua)

“Ternyata kebangkitan dan pembangunan China tidak pernah membahayakan negara lain, tetapi membantu negara-negara lain berkembang bersama, bahkan hubungan Indonesia-China semakin erat,” ungkap Harryanto.

Kerja sama China dan Indonesia melalui BRI sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu dengan salah satu proyek unggulannya adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dinamakan ‘Whoosh’. Saat peresmian awal bulan ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, mengeklaim ‘Whoosh’ sebagai kereta cepat pertama di Asia Tenggara. Beberapa pejabat tinggi menginginkan rute kereta cepat yang mengadopsi sistem dan teknologi China itu diperpanjang sampai ke Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur.

China akan menggelar forum para pemimpin negara dunia pada pekan ini sebagai perayaan 10 tahun sejak Presiden China Xi Jinping kali pertama memperkenalkan BRI. Presiden Jokowi telah bertolak ke Beijing, China, pada Senin (16/10) pagi untuk menghadiri forum BRI. Jokowi mengatakan akan menggelar pertemuan bilateral dengan Xi Jinping untuk membahas ekspor, investasi, dan ketahanan pangan serta berbagai isu lainnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan