Gerakan Non-Blok antara lain didirikan oleh Indonesia yang merupakan tuan rumah pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pada 1955 yang melahirkan Dasasila Bandung sebagai prinsip dasar dan cikal bakal pembentukan organisasi internasional tersebut pada 1961.
Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia mendorong Gerakan Non-Blok untuk memperkuat persatuan dan bekerja sama memajukan kepentingan negara berkembang, kata Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri RI, Duta Besar Tri Tharyat.
Tri Tharyat menyampaikan hal tersebut dalam pernyataan nasional Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Gerakan Non-Blok (GNB) di Baku, Azerbaijan, pada 5-6 Juli, 2023.
Sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok, Indonesia siap memainkan peran aktif dalam mendorong kolaborasi negara-negara berkembang untuk mewujudkan tatanan global yang lebih adil, tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia juga menekankan pentingnya memperkuat semangat Dasasila Bandung sebagai landasan dan pedoman GNB, khususnya di tengah rivalitas geopolitik dunia saat ini, dia menambahkan.
“Sebagai pergerakan yang lahir dari perjuangan menentang penjajahan, GNB harus terus konsisten dalam mendorong perdamaian, keadilan, kesetaraan dan kolaborasi,” ujar Tri.
Dalam kapasitasnya sebagai anggota Komite GNB untuk Palestina, Indonesia menekankan pentingnya momentum peringatan 75 tahun Nakba dan perhatian bagi situasi kemanusiaan di Palestina yang kian memburuk, katanya.
“GNB harus bersatu dan melakukan berbagai upaya untuk bantu mewujudkan kemerdekaan Palestina,” tegasnya.
Indonesia dalam kapasitas sebagai Ketua ASEAN (Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) juga telah menyampaikan pernyataan bersama ASEAN, yang mendorong GNB untuk terus mengedepankan Dasasila Bandung (Deklarasi Bandung), serta dialog dan kerja sama internasional untuk menghadapi berbagai tantangan global.
Sejumlah isu yang diangkat oleh negara-negara GNB dalam pertemuan tersebut antara lain terkait dengan masalah pembangunan, hak azasi manusia, perubahan iklim, pemulihan pasca COVID-19, serta berbagai perkembangan proses politik dan perdamaian di kawasan dan global, termasuk keprihatinan atas merebaknya Islamofobia.
Pertemuan berhasil mengesahkan Final Document, Baku Ministerial Declaration dan beberapa dokumen lainnya. Pertemuan juga memberikan rekomendasi positif atas permohonan bergabungnya Sudan Selatan sebagai anggota baru GNB.
PTM GNB di Baku dihadiri oleh negara-negara anggota organisasi internasional tersebut , pengamat, dan serta organisasi internasional terkait. Delegasi Indonesia dipimpin oleh dirjen kerja sama multilateral, Kemterian Luar Negeri RI.
Azerbaijan akan melakukan serah terima keketuaan GNB kepada Uganda pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB di Kampala, Uganda pada akhir Januari 2024.
Indonesia merupakan salah satu negara pendiri Gerakan Non-BLok dan merupakan tuan rumah pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 yang melahirkan Dasasila Bandung sebagai prinsip dasar dan cikal bakal pembentukan GNB pada tahun 1961.
Laporan: Redaksi