Banner

AS didesak tinggalkan mentalitas Perang Dingin dalam hubungannya dengan China

Para demonstran berkumpul dalam aksi unjuk rasa antiperang di Washington DC, Amerika Serikat, pada 18 Maret 2023. (Xinhua/Liu Jie)

Kerangka Perang Dingin bukan merupakan kepentingan siapa pun, sehingga seluruh pihak seharusnya mencari gagasan dan pendekatan baru untuk era baru.

 

New York City, AS (Xinhua) – Amerika Serikat (AS) harus menolak kerangka Perang Dingin, karena negara itu berada di persimpangan jalan dalam hubungannya dengan China, dan sayangnya serta secara berbahaya mengambil jalan yang salah, menurut sebuah artikel opini baru-baru ini.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Daily Beast bulan lalu, David Rothkopf, CEO Rothkopf Group, sebuah perusahaan media AS, membantah tuduhan Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines bahwa China mewakili “ancaman paling berbahaya bagi keamanan nasional AS.”

“Mengapa China menjadi ancaman yang begitu besar meskipun negara itu tidak memiliki sejarah penaklukan di luar wilayahnya dalam sejarah 5.000 tahun dan jauh dari mampu atau cenderung menimbulkan ancaman serangan langsung ke AS?” tanya Rothkopf.

Kerangka Perang Dingin
Foto yang diabadikan pada 29 Maret 2023 ini memperlihatkan Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat. (Xinhua/Liu Jie)

Menyerukan untuk meninggalkan “gagasan bahwa bagaimanapun hubungan AS-China adalah konflik menang-kalah (zero-sum),” kata penulis artikel itu, “Ekonomi kita saling terkait. Terdapat lebih dari 70.000 perusahaan AS yang aktif di China.”

Banner

“Tidak ada satu pun masalah global utama yang dapat kita selesaikan tanpa bekerja sama dengan China. Banyak di antara semua itu, kepentingan kita saling bersinggungan. Pada beberapa di antaranya, kepentingannya saling tumpang tindih,” lanjutnya.

“Mengingat apa yang dipertaruhkan, kita berutang pada diri kita sendiri untuk menelusuri kembali langkah ke persimpangan jalan yang tampaknya telah kita lalui, untuk menolak kerangka Perang Dingin yang bukan merupakan kepentingan siapa pun, serta untuk mencari gagasan dan pendekatan baru untuk era baru ini,” imbuhnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan