Lahan basah Heihe di China barat laut jadi surga burung migran

Foto tanpa keterangan tanggal ini menunjukkan seekor bangau hitam di Cagar Alam Nasional Lahan Basah Heihe di Zhangye, Provinsi Gansu, China barat laut. (Xinhua)

Keragaman spesies burung di Cagar Alam Nasional Lahan Basah Heihe di Provinsi Gansu, China barat laut, telah berkembang menjadi 241 spesies, menunjukkan peningkatan signifikan dari 86 spesies yang tercatat saat cagar alam tersebut didirikan.

 

Lanzhou, China (Xinhua/Indonesia Window) – Berkat penerapan langkah-langkah konservasi ekologis yang makin ditingkatkan, Cagar Alam Nasional Lahan Basah Heihe di Provinsi Gansu, China barat laut, kini mencatat peningkatan yang luar biasa dalam jumlah populasi burung migran, terutama burung bangau hitam yang terancam punah.

Data terbaru dari biro manajemen cagar alam tersebut menunjukkan bahwa 82 sarang bangau hitam ditemukan di Kota Zhangye, 32 di antaranya merupakan sarang aktif yang dihuni untuk berkembang biak. Tahun ini, 27 anakan bangau hitam telah berhasil tumbuh menjadi burung dewasa, meningkat empat sarang dibandingkan tahun sebelumnya.

“Bangau hitam sangat selektif dalam memilih habitatnya, terutama perairan tempatnya mencari makan,” kata Shan Guofeng, seorang petugas khusus dari biro manajemen cagar alam tersebut. “Perkembangbiakan mereka yang stabil di lahan basah Heihe merupakan bukti dampak positif dari upaya perlindungan lingkungan kami. Sungguh menyenangkan melihat kerja keras kami membuahkan hasil.”

Cagar alam yang terletak di jalur migrasi Asia Tengah ini memiliki peran penting sebagai tempat persinggahan dan suaka bagi berbagai jenis burung, serta merupakan salah satu dari tiga koridor utama migrasi burung di China. Kawasan ini menjadi rumah bagi populasi bangau hitam yang cukup signifikan, baik yang sedang berkembang biak maupun yang bermigrasi, sehingga menjadi tempat ideal untuk penelitian mengenai perkembangbiakan dan habitat burung langka tersebut.

Berkomitmen untuk memahami lebih dalam tentang kebiasaan berkembang biak dan pola migrasi bangau hitam, Shan bersama timnya melakukan pemantauan yang cermat sejak 2021. Rutinitas harian mereka mulai dari berjalan kaki sejauh rata-rata 15 kilometer, menghabiskan waktu 10 jam untuk melakukan pengamatan, dan mendokumentasikan catatan pengamatan secara cermat, dengan total lebih dari 10.000 foto telah diabadikan sejauh ini.

“Bangau hitam mulai kawin dan berkembang biak pada awal Maret, mereka bertelur pada akhir bulan yang sama, dan masa inkubasi berlangsung selama kurang lebih 35 hari,” jelas Shan sambil mengingat pengalamannya mencatat rekor pengamatan 627 ekor bangau hitam dalam satu sesi.

Pengamatan yang masih terus dilakukan oleh Shan dan timnya tersebut menyoroti penurunan frekuensi makan bangau hitam selama periode air surut di Sungai Heihe setempat. Tim itu telah memasukkan peningkatan pasokan makanan ke dalam operasi harian mereka, di samping juga inisiatif perlindungan lainnya, seperti restorasi lahan basah dan peningkatan pemantauan, yang bertujuan untuk membantu memulihkan populasi spesies tersebut.

Tahun ini, Shan dan timnya memulai sebuah proyek untuk membangun area khusus pemberian makan untuk bangau hitam. “Mengingat kewaspadaan bangau hitam yang tinggi, kami perlu mempertimbangkan semua aspek, termasuk zona perairan dangkal dan area isolasi biologis. Lingkungan yang nyaman dengan makanan yang berlimpah sangat penting bagi keberhasilan perkembangbiakan burung tersebut,” tambah Shan.

Pada akhir tahun lalu, keragaman spesies burung di cagar alam lahan basah ini telah berkembang menjadi 241 spesies, menunjukkan peningkatan signifikan dari 86 spesies yang tercatat saat cagar alam tersebut didirikan.

Seiring meningkatnya jumlah burung migran yang singgah di Zhangye, Shen Yang, seorang petugas patroli berusia 54 tahun dari State Grid Gansu Electric Power Company cabang Zhangye, mendapati dirinya semakin disibukkan dengan berbagai pekerjaan.

Shen, yang memang memiliki kecintaan terhadap burung, kini juga membantu membangun sarang burung buatan dan penangkal burung yang inovatif. Dia dengan cermat memantau dan segera merelokasi sarang-sarang burung yang menimbulkan bahaya keselamatan, sehingga membantu melindungi perjalanan burung-burung yang bermigrasi.

“Selama musim semi dan musim gugur, burung-burung migran biasa bersarang dan berkembang biak di atas tiang dan menara kabel listrik. Aktivitas burung semacam itu dapat dengan mudah menyebabkan pemadaman listrik dan membahayakan kelangsungan hidup burung-burung tersebut,” tutur Shen.

Dalam beberapa tahun terakhir, guna melindungi burung-burung dan infrastruktur listrik secara lebih baik lagi, State Grid Gansu Electric Power Company cabang Zhangye telah mulai membangun sarang-sarang yang lebih aman bagi burung. Sejauh ini, Shen dan rekan-rekannya telah membangun 140 sarang burung buatan, serta memasang lebih dari 200 penangkal burung audiovisual ramah lingkungan dan lebih dari 20.000 paku burung di area-area yang sering didatangi burung untuk bersarang.

“Dengan meningkatnya jumlah burung migran, kami bertekad untuk melindungi mereka melalui upaya kami dan menciptakan koeksistensi harmonis antara manusia dan alam,” ujar Feng Haibo, seorang staf administrasi di State Grid Gansu Electric Power Company cabang Zhangye.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan