UNGA adopsi keputusan untuk bawa dinamika baru dalam debat tentang reformasi DK PBB

Pembukaan Pekan Keberlanjutan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pertama digelar di markas besar PBB di New York pada 15 April 2024. (Xinhua/UN Photo/Manuel Elias)

Keputusan lisan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations General Assembly (UNGA) bertujuan untuk “menanamkan dinamika baru” ke dalam diskusi tentang reformasi Dewan Keamanan (DK) PBB.

 

PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations General Assembly (UNGA) mengadopsi sebuah keputusan lisan pada Selasa (27/8), dengan tujuan untuk “menanamkan dinamika baru” ke dalam diskusi tentang reformasi Dewan Keamanan (DK) PBB.

Melalui keputusan itu, UNGA menegaskan kembali peran sentralnya dalam hal representasi yang adil dan penambahan anggota DK PBB, karena para delegasi menggarisbawahi bahwa komposisi dewan tersebut tidak lagi mencerminkan lanskap politik saat ini.

Dengan tujuan “menanamkan dinamika baru” ke dalam diskusi-diskusi tentang reformasi DK PBB, UNGA juga memutuskan untuk segera melanjutkan negosiasi antarpemerintah mengenai masalah itu dalam sidang pleno informal UNGA.

UNGA memutuskan, jika negara-negara anggota setuju, akan mengadakan rapat Kelompok Kerja Terbuka tentang Masalah Representasi yang Adil dan Penambahan Anggota Dewan Keamanan pada sesi ke-79 mendatang, serta akan memasukkan pokok bahasan tersebut ke dalam agenda sesi ke-79.

Perwakilan dari Sierra Leone, yang berbicara atas nama Kelompok Afrika, mengatakan bahwa negara-negara anggota harus menunjukkan kemauan politik yang diperlukan untuk mereformasi PBB guna memastikan peran penting PBB dalam tata kelola global dan membangun tatanan dunia berdasarkan prinsip-prinsip keadilan serta universalisme.

Dia mengatakan bahwa memprioritaskan Afrika dalam reformasi DK PBB merupakan kunci untuk menciptakan badan yang lebih inklusif, demokratis, transparan, akuntabel, sah, dan efisien, “terutama terkait alokasi kursi di kategori anggota tetap maupun tidak tetap.”

Delegasi Sri Lanka menekankan perlunya menyeimbangkan representasi di seluruh kawasan dan memastikan bahwa berbagai kepentingan tercakup di dalam DK PBB.

Berbicara atas nama Kelompok Arab, delegasi Bahrain mengatakan bahwa adopsi keputusan lisan tersebut akan membuat negara-negara anggota dapat melanjutkan aksi bersama untuk menemukan titik temu dan menghasilkan reformasi yang tulus di DK PBB. Dia juga menyerukan dimasukkannya satu kursi negara Arab sebagai anggota tetap di DK PBB dan representasi yang adil bagi kawasan Arab di antara anggota-anggota tidak tetap.

“Kami berharap kita dapat menghimpun kemauan politik … untuk mengubah kata-kata ini agar tidak semata-mata hanya ada di dalam halaman-halaman dokumen hasil negosiasi antarpemerintah,” kata perwakilan Saint Vincent dan Grenadines, yang berbicara atas nama Kelompok L.69.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan