Banner

Studi: Panas ekstrem diperkirakan tingkatkan kematian akibat kardiovaskular di AS

Orang-orang menyejukkan diri di dekat air mancur di Washington DC, Amerika Serikat, pada 11 Juli 2023. (Xinhua/Aaron Schwartz)

Kematian terkait kardiovaskular akibat panas ekstrem diperkirakan akan meningkat antara 2036 hingga 2065 di Amerika Serikat, dengan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas serta orang dewasa berkulit hitam kemungkinan akan paling terdampak secara tidak proporsional.

 

Los Angeles, AS (Xinhua) – Kematian terkait kardiovaskular akibat panas ekstrem diperkirakan akan meningkat antara 2036 hingga 2065 di Amerika Serikat (AS), demikian menurut sebuah penelitian baru yang dipublikasikan pada Senin (30/10).

Studi yang didukung oleh Institut Kesehatan Nasional AS itu memperkirakan bahwa orang dewasa berusia 65 tahun ke atas serta orang dewasa berkulit hitam kemungkinan akan paling terdampak secara tidak proporsional.

Kematian terkait kardiovaskular
Seorang anak menyiramkan air dingin ke tubuhnya di sebuah perkemahan musim panas di Plano, Texas, Amerika Serikat (AS), pada 27 Juni 2023. Gelombang panas ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah selatan AS terus menyebar ke wilayah lainnya di negara tersebut pekan ini, dengan lebih dari 55 juta orang kini berada di bawah peringatan suhu panas. (Xinhua/Dan Tian)

Meski panas ekstrem saat ini menyumbang kurang dari 1 persen kematian terkait kardiovaskular, analisis pemodelan memperkirakan hal ini akan berubah karena kenaikan suhu pada hari-hari musim panas diproyeksikan akan mencapai setidaknya 90 derajat Fahrenheit atau 32,2 derajat Celsius.

Warga lanjut usia dan orang dewasa berkulit hitam akan menjadi kelompok paling rentan karena banyak dari mereka memiliki kondisi medis bawaan atau menghadapi hambatan sosial ekonomi yang dapat memengaruhi kesehatan, seperti tidak memiliki penyejuk udara (AC) atau tinggal di lokasi yang dapat menyerap dan memerangkap panas, sebut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation itu.

“Beban kesehatan akibat panas ekstrem akan terus bertambah dalam beberapa dekade mendatang,” kata Sameed A. Khatana, salah satu peneliti dalam studi ini, yang juga ahli kesehatan jantung sekaligus assistant professor bidang kedokteran di Universitas Pennsylvania. “Karena dampak panas ekstrem yang tidak merata pada populasi yang berbeda, hal ini juga menjadi masalah kesetaraan kesehatan dan dapat memperburuk kesenjangan kesehatan yang sudah ada.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan