Kebijakan Uni Eropa terhadap China seharusnya tidak terpengaruh oleh Amerika Serikat, karena China merupakan sumber impor UE terbesar dan pembeli barang UE terbesar ketiga pada 2022, dengan total impor dan ekspor bilateral mencapai 856,3 miliar euro.
Zagreb, Kroasia (Xinhua) – Kebijakan Uni Eropa (UE) terhadap China seharusnya tidak terpengaruh oleh Amerika Serikat (AS), demikian disampaikan Davor Gjenero, seorang analis politik Kroasia, pada Senin (12/6).
Gjenero mengatakan kepada Xinhua bahwa dia memuji dorongan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk melakukan “otonomi strategis” dari AS.
Sebagian besar warga Eropa memandang China sebagai “mitra yang diperlukan”, demikian menurut jajak pendapat terbaru yang dilakukan Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.
“Penting bahwa Eropa tidak menyimpang dari ini, tidak mengubah sikapnya terhadap China di bawah tekanan Amerika,” kata Gjenero.
China merupakan sumber impor UE terbesar dan pembeli barang UE terbesar ketiga pada 2022, dengan total impor dan ekspor bilateral mencapai 856,3 miliar euro, ungkap Eurostat.
UE dan China harus membangun “hubungan yang berlandaskan rasa saling pengertian dan saling percaya,” ujar Gjenero.
Pada April, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menuturkan bahwa mengingat status internasional dan ekonomi China, serta kepentingan Eropa sendiri, semakin penting bagi Eropa untuk mengelola hubungannya dengan China secara tepat.
Eropa harus “mengukir pendekatan Eropa kami sendiri yang berbeda yang juga memberi ruang bagi kami untuk bekerja sama dengan mitra lain,” tambahnya.
*1 euro = 16.020 rupiah
Laporan: Redaksi