Kebijakan respons COVID di sekolah-sekolah di Beijing menyebutkan bahwa sekolah dan taman kanak-kanak tidak akan lagi melakukan tes asam nukleat inklusif, sementara fakultas maupun pelajar tidak perlu menunjukkan hasil tes asam nukleat negatif untuk memasuki atau meninggalkan kampus.
Beijing, China (Xinhua) – Beijing pada Jumat (6/1) merilis rencana terkait upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di sekolah-sekolah di ibu kota China itu, dengan delapan kebijakan untuk mengoptimalkan respons COVID-19.
Sekolah dan taman kanak-kanak tidak akan lagi melakukan tes asam nukleat inklusif, sementara fakultas maupun pelajar tidak perlu menunjukkan hasil tes asam nukleat negatif untuk memasuki atau meninggalkan kampus. Jika epidemi merebak, taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah dapat mengadakan kelas daring untuk sementara waktu atau ditutup sementara jika kasus infeksi baru dilaporkan di sekolah. Namun, sekolah harus melanjutkan kelas tatap muka tepat waktu setelah wabah dapat dikendalikan, menurut rencana kerja itu.
Lebih lanjut, survei kesehatan akan dilakukan dalam kelompok inti yang terdiri dari guru dan siswa yang memiliki masalah medis bawaan. Perguruan tinggi dan universitas akan memantau anggota fakultas dan mahasiswa yang menunjukkan 11 jenis gejala terkait COVID-19, termasuk demam. Taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah harus melakukan pemeriksaan kesehatan pada pagi dan siang hari, serta menerbitkan laporan kasus infeksi setiap hari, menurut rencana itu.
Mulai Sabtu (7/1), para siswa sekolah dasar dan menengah di Beijing akan memasuki liburan musim dingin, dan semester musim semi akan dimulai pada 13 Februari sesuai jadwal, kata Li Yi, juru bicara otoritas pendidikan kota, dalam konferensi pers pada Jumat.
Laporan: Redaksi