Nama ibu kota Kazakhstan akan diganti dari Nur-Sultan menjadi Astana sebagai tanda baru yang menekankan pemutusan dengan warisan mantan presiden negara Asia Tengah itu, Nursultan Abishevich Nazarbayev.
Jakarta (Indonesia Window) – Pihak berwenang di Kazakhstan pada Selasa (13/9) mendukung proposal untuk mengembalikan nama ibu kota sebelumnya Astana, sebagai tanda baru yang menekankan pemutusan dengan warisan mantan presiden negara Asia Tengah itu.
Ibu kota Kazakhstan yang dipenuhi gedung pencakar langit ini berganti nama menjadi Nur-Sultan pada Maret 2019, untuk menghormati presiden yang tumbang, Nursultan Abishevich Nazarbayev.
Dia adalah presiden pertama Kazakhstan sekaligus Elbasy yang berarti Pemimpin Bangsa, terpilih pada 1 Desember 1991 pada pemilihan nasional pertama.
Selama memerintah, Nazarbayev yang kini berusia 82 tahun membangun kultus kepribadian di sekitar dirinya, sebelum pengunduran diri yang mengejutkan pada tahun 2019 ketika loyalis Kassym-Jomart Tokayev mengambil alih.
Dia kebal dari tuntutan pidana apa pun sampai dicabut dari hak istimewanya setelah referendum konstitusi 2022 dan terus menjabat sebagai ketua Majelis Rakyat Kazakhstan dan Nur Otan hingga 2021.
Tokayev secara bertahap menjauhkan diri dari mentornya tersebut dengan meluncurkan reformasi dan mengesampingkan klan berpengaruh sang mantan presiden.
Juru bicara kepresidenan Ruslan Zheldibay mengatakan pada Selasa (13/9) bahwa amandemen untuk mengembalikan nama ibu kota sebelumnya dimasukkan dalam rancangan undang-undang oleh anggota parlemen “dengan persetujuan presiden.”
“Pada saat yang sama, presiden melihat peran penting Nursultan Nazarbayev dalam memperkuat negara modern Kazakhstan dan pendirian ibu kota sebagai fakta sejarah,” tulis Zheldibay di Facebook.
“Oleh karena itu, landmark lain yang dinamai presiden pertama akan tetap menggunakan nama mereka,” katanya.
Perpecahan antara Nazarbayev dan Tokayev menjadi lebih mencolok sejak kerusuhan mematikan pada Januari.
Setelah kerusuhan, Nazarbayev dicopot dari gelarnya Elbasy – peran yang memberinya pengaruh atas pembuatan kebijakan terlepas dari posisi formalnya.
Beberapa anggota lingkaran dekatnya juga dicopot dari posisi tinggi dan salah satu keponakannya ditangkap karena kasus penggelapan.
Tokayev juga secara terbuka mengkritik pendahulunya setelah kekerasan pada bulan Januari, dengan mengatakan pemerintahan Nazarbayev telah menciptakan “lapisan orang kaya” – meskipun dia juga terus memujinya.
Laporan: Redaksi