Kawasan Industri Virtue Dragon yang terletak di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, memiliki smelter nikel yang merupakan hasil investasi bersama oleh Jiangsu Delong Nickle Industry Co., Ltd. dan China First Heavy Industries Co., Ltd. dengan nilai investasi mencapai 6 miliar yuan dan output tahunan sebesar 600.000 ton.
Jakarta (Indonesia Window) – Indonesia merupakan Zamrud Khatulistiwa yang kaya dengan tambang nikel laterit. Selama 8 tahun terakhir, Kawasan Industri Virtue Dragon, sebuah kawasan industri yang dibangun di atas rawa, memproduksi jutaan ton nikel per tahun. Kawasan industri ini pun mendatangkan manfaat nyata bagi warga setempat.
Sebagai proyek utama di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, Kawasan Industri Virtue Dragon membantu mendorong peningkatan industri nikel, memberikan kesempatan baru bagi Indonesia untuk terlibat dalam rantai industri baja tahan karat dan energi baru secara mendalam.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya dengan beragam sumber daya alam seperti minyak bumi, gas alam, dan nikel. Industri pertambangan berperan sangat penting dalam perekonomian Indonesia.
Di Basis Kendari, Kawasan Industri Virtue Dragon yang terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara, sebuah proyeksmelter nikel, hasil investasi bersama oleh Jiangsu Delong Nickle Industry Co., Ltd. dan China First Heavy Industries Co., Ltd. dengan nilai investasi mencapai 6 miliar yuan, mulai beroperasi pada 2017 dan memiliki output tahunan sebesar 600.000 ton.
Sementara itu, sebuah proyek smelter terpadu nikel dan baja tahan karat, hasil investasi bersama oleh XIAMEN XIANGYU GROUP Co., Ltd. dengan nilai investasi mencapai 18 miliar yuan, mulai beroperasi pada 2020 dan memiliki output tahunan mencapai 2,5 juta ton.
Pelabuhan bulk Kendari, yang khusus dipakai untuk Virtue Dragon, memiliki kapasitas throughput tahunan melampaui 50 juta ton.
Menurut data statistik, Basis Kendari di Kawasan Industri Virtue Dragon turut memberikan kontribusi pajak senilai lebih dari 3 miliar yuan kepada Indonesia pada 2021.
Zhou Yuan, Manajer Umum Kawasan Industri Virtue Dragon mengatakan, “Dari pembangunan hingga produksi, Kawasan Industri Virtue Dragon selalu menjunjung konsep ‘diskusi bersama, membangun bersama, berbagi bersama’ dan mewujudkan pemanfaatan sumber daya lokal.”
Kawasan Industri Virtue Dragon mempekerjakan banyak staf warga lokal yang jumlahnya mencapai lebih dari 40.000 orang, atau mencakup 80 persen lebih dari total pekerja. Banyak di antaranya menerima pendidikan kejuruan sehingga ketenagakerjaan lokal pun ditingkatkan.
Selain mendorong transformasi masyarakat lokal, perkembangan Kawasan Industri Virtue Dragon juga mendorong perkembangan industri dan bisnis setempat serta mata pencaharian warga lokal.
Sejak wabah COVID-19 merebak di Indonesia pada awal 2020, kawasan industri kami secara aktif memikul tanggung jawab sosial, secara total menyumbangkan peralatan medis, obat-obatan, tabung oksigen, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari senilai lebih dari 30 juta yuan, yang sangat dipuji masyarakat lokal, kata Zhou Yuan.
Berkat dorongan dari proyek besar yang diinvestasikan perusahaan China, industri nikel Indonesia terus berkembang dan ditingkatkan. Kini, Indonesia menjadi produsen nikel dan baja tahan karat terbesar kedua di dunia.
Menurut sebuah laporan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan yang diinvestasikan perusahaan China di Indonesia selama 2020 hingga 2022, yang baru dirilis oleh Kamar Dagang China di Indonesia, sejumlah perusahaan China secara aktif memikul tanggung jawab sosialnya dan berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi Indonesia.
Pada April 2021, varian Delta merebak di Indonesia, kasus positif bertambah dengan sangat cepat, menyebabkan kekurangan tempat rawat inap dan memicu kelangkaan pasokan oksigen cair.
“Sebagai perusahaan smelter nikel dan baja tahan karat, perusahaan kami sangat memerlukan oksigen untuk beroperasi, jadi kami sudah berinvestasi membangun stasiun oksigen dengan skala yang cukup besar,” ujar Zhou Yuan.
Dia menambahkan, sejauh ini, Virtue Dragon dan TSINGSHAN menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia yang mampu memproduksi oksigen dalam skala besar.
“Jadi, kami segera menyusun kembali metode dan rencana produksi, mengurangi produksi baja tahan karat dan jadwal produksi pun ditunda secara maksimal sehingga lebih banyak oksigen cair dapat dimanfaatkan untuk menyelamatkan nyawa warga lokal. Ketika ditanya apakah kami bisa menyumbangkan sejumlah mesin produksi oksigen, saya menyanggupinya tanpa ragu dan memutuskan menyumbang sebanyak 1.000 buah mesin itu,” terang Zhou Yuan.
Banyak perusahaan China seperti Kawasan Industri Virtue Dragon yang berbisnis di Indonesia secara aktif mengikuti kegiatan amal dan terus ambil bagian dalam penanggulangan wabah, bencana alam, pengentasan kemiskinan, serta pembangunan komunitas, pendidikan, kesehatan, dan kebudayaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, China dan Indonesia secara mendalam menyinergikan Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra serta Poros Maritim Global dan telah membuahkan banyak hasil nyata.
China adalah mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Menurut Administrasi Bea Cukai China, nilai perdagangan bilateral kedua negara pada 2021 menembus angka 100 miliar dolar AS. Selain itu, kerja sama investasi kedua negara meliputi banyak bidang, termasuk pertanian, energi, keuangan, dan manufaktur.
*1 yuan = 2.160 rupiah
**1 dolar AS = 15.654 rupiah
Laporan: Redaksi