Taiwan perkuat persahabatan dengan Indonesia, dorong kolaborasi di era AI
Taiwan perkuat persahabatan dengan Indonesia melalui perluasan kerja sama di bidang teknologi, pendidikan, dan perdagangan.
Jakarta (Indonesia Window) — Perayaan Hari Nasional ke-114 Republik China (Taiwan) di Hotel Borobudur Jakarta, Selasa (7/10), berlangsung hangat dan penuh semangat persahabatan.
Dalam sambutannya, Representative of the Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia, Bruce Hung, menegaskan komitmen Taiwan untuk terus mempererat hubungan dengan Indonesia di berbagai bidang, mulai dari perdagangan, pendidikan, hingga teknologi masa depan.
“Taiwan dan Indonesia telah menjalin persahabatan erat di banyak sektor, termasuk perdagangan, investasi, pendidikan, dan hubungan antarmasyarakat yang kuat,” ujar Hung.
Pusat revolusi AI dunia
Duta Besar Hung menyoroti pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang kini mendominasi dunia, dan posisi strategis Taiwan di jantung industri semikonduktor global.
“Sulit membayangkan hidup tanpa semikonduktor. Taiwan berada di pusat revolusi AI,” katanya.
Dia menyebutkan ajang COMPUTEX Taiwan sebagai bukti nyata peran Taiwan dalam peta teknologi dunia. Tahun ini, sperusahaan teknologi besar Amerika Serikat Nvidia bahkan mengumumkan rencana membangun kantor pusat dan superkomputer AI pertama di Taipei, menjadi langkah yang makin memperkuat posisi Taiwan dalam ekosistem global teknologi tinggi.
Mitra penting Indonesia
Dalam pidatonya, Dubes Hung juga menegaskan bahwa Taiwan kini menjadi mitra dagang terbesar ke-10 Indonesia, dengan nilai perdagangan bilateral mencapai hampir 11 miliar dolar AS pada 2024.
*1 dolar AS = 16.602 rupiah
Tak hanya itu, hubungan kedua pihak juga makin dekat secara sosial. Ada lebih dari 320.000 pekerja migran Indonesia dan 18.000 pelajar Indonesia yang kini menetap di Taiwan.
“Komunitas Indonesia yang dinamis di Taiwan menunjukkan bahwa Taiwan adalah tempat yang ramah untuk bekerja dan belajar,” ujarnya.
Mengutip visi Presiden Taiwan Lai Ching-te dan Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung, Dubes Hung menyampaikan arah baru kebijakan luar negeri Taiwan yang disebut Value-Based Diplomacy dan Integrated Diplomacy. Keduanya menekankan kerja sama global berbasis demokrasi, perdamaian, dan kesejahteraan bersama.
“Sebagai anggota komunitas global yang aktif dan bertanggung jawab, Taiwan ingin berbagi keahliannya dalam bidang kesehatan, pertanian, dan manufaktur semikonduktor,” tutur Hung.
Dia optimistis bahwa Indonesia juga dapat menjadi pemimpin di kawasan melalui kolaborasi yang saling menguntungkan.
Laporan: Redaksi

.jpg)








