Banner

Taiwan tegaskan pengusiran kapal penangkap ikan China ilegal adalah sah

Petugas patroli Taiwan melakukan upaya penyelamatan nelayan China yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Taiwan. (TETO)

Kapal penangkap ikan China memasuki perairan Taiwan untuk menangkap ikan berharga tinggi secara ilegal, sehingga merugikan hak-hak nelayan Taiwan dan kehidupan masyarakat pesisir.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Pengusiran terhadap kapal-kapal penangkap ikan China yang melakukan kegiatan di perairan Taiwan secara ilegal adalah legal dan sah, demikian menurut pernyataan tertulis dari Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Banner

TETO menjelaskan, pada 14 Februari 2024 sekitar pukul 13.00 waktu setempat, sebuah kapal penangkap ikan dari China melanggar batas masuk di perairan dekat Pulau Beiding di Kinmen, Taiwan, untuk menangkap ikan secara ilegal.

Petugas Patroli Laut Taiwan kemudian mengambil langkah-langkah rutin dengan mengirimkan kapal patroli guna melakukan pemeriksaan. Namun, awak kapal penangkap ikan China tersebut menolak pemeriksaan, menghindar, dan melarikan diri. Akibatnya, kapal penangkap ikan itu terbalik dan empat nelayan China jatuh ke laut.

Petugas patroli Taiwan segera melakukan penyelamatan dan mengirim mereka ke rumah sakit di Kinmen untuk mendapatkan pengobatan. Dua di antara para nelayan China tersebut meninggal dunia setelah upaya penyelamatan.

Banner

Pernyataan TETO menerangkan bahwa kasus tersebut melibatkan petugas patroli laut Taiwan yang melakukan tugas mereka sesuai hukum tanpa melakukan tindakan yang tidak pantas. Namun demikian, Kantor Urusan Taiwan dari pemerintah China tidak membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dengan menuduh petugas patroli laut Taiwan telah melakukan cara yang kasar dan berbahaya sehingga menyebabkan kejadian tragis ini.

Pernyataan dari Kantor Urusan Taiwan menunjukkan bahwa China murni melakukan pembelaan terhadap kapal penangkap ikannya yang melakukan penangkapan ikan ilegal di luar wilayahnya dan dengan sengaja menyalahkan Taiwan, dalam upaya untuk menciptakan ketegangan antara kedua sisi selat.

“Kami mengecam keras tindakan tersebut,” tegas Taiwan.

Banner

“China sering kali membiarkan kapal penangkap ikan mereka secara ilegal masuk ke perairan Taiwan untuk menangkap ikan, menggunakan bom ikan, menggunakan zat beracun pada ikan, mengambil pasir dari laut, dan membuang sampah laut, yang semuanya merusak ekosistem laut. “

“Meskipun pemerintah Taiwan telah berkali-kali meminta pihak China untuk mengendalikan diri, namun belum terlihat adanya perbaikan,” lanjut TETO dalam pernyataanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak kapal penangkap ikan dari China secara rutin memasuki perairan Taiwan untuk menangkap ikan berharga tinggi secara ilegal, yang merugikan hak-hak nelayan Taiwan dan kehidupan masyarakat pesisir.

Banner

Masyarakat Taiwan telah berkali-kali melaporkan kejadian ini dan meminta otoritas Taiwan untuk bertindak sesuai hukum dengan mengusir mereka. Petugas patroli laut Taiwan bertugas untuk melindungi hak-hak nelayan, mempertahankan kedaulatan negara.

Menurut data statistik, dari tahun 2016 hingga 2023, total ada lebih dari 9.000 kapal penangkap ikan dari China yang telah disita dan dicegah beroperasi oleh Taiwan karena melakukan berbagai tindakan ilegal seperti penangkapan ikan di luar batas, pencurian pasir laut, dan penyelundupan. Beberapa di antaranya bahkan menghilangkan atau menutupi nama kapal untuk menghindari pemeriksaan, bahkan sampai menabrak atau menyerang petugas patroli laut Taiwan.

“Negara kami menyesal atas kejadian tidak menyenangkan ini yang melibatkan penolakan awak kapal China untuk bekerja sama dengan otoritas Taiwan dalam penegakan hukum, yang berujung pada kejadian tragis ini dengan cara yang berbahaya,” sebut TETO.

Banner

“Kami berharap bahwa otoritas China akan memperketat pengawasan terhadap tindakan ilegal semacam itu agar kejadian tidak terulang kembali, demi menjaga perdamaian dan stabilitas di kedua sisi selat,” pungkasnya.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan