Banner

Kamp pengungsi di Suriah timur laut catat repatriasi sukarela pertama sebanyak 58 keluarga

Pengungsi Suriah meninggalkan Kamp Al-Arisha di Suriah timur laut pada 11 Februari 2025. (Xinhua/Str)

Kamp pengungsi Al-Arisha, yang terletak sekitar 25 km di selatan Kota Hasaka, merupakan salah satu kamp terbesar di wilayah Suriah timur laut, menampung hampir 14.000 orang dari sekitar 2.700 keluarga. Namun, saat ini hanya ada lima organisasi bantuan internasional yang beroperasi di kamp itu bersama beberapa lembaga amal setempat, sedangkan sisanya telah pergi lantaran kekurangan dana.

 

Kamp Al-Arisha, Suriah (Xinhua/Indonesia Window) – Kamp pengungsi Al-Arisha di Suriah timur laut pada Selasa (11/2) mencatatkan repatriasi sukarela pertama dalam skala besar dari para pengungsi Suriah, yang melibatkan 305 orang dari 58 keluarga, demikian disampaikan seorang pejabat di kamp itu kepada Xinhua.

Salwa Ahmad Hajo, seorang pengurus di kamp tersebut, mengatakan akan ada lebih banyak lagi kepulangan pengungsi Suriah terencana dalam beberapa pekan mendatang.

Hajo mengaitkan repatriasi sukarela itu dengan perubahan politik Suriah, memburuknya kondisi kehidupan di kamp, dan “menurunnya kapasitas organisasi bantuan.”

Foto yang diabadikan pada 22 Januari 2025 ini menunjukkan kondisi kota yang porak poranda akibat perang di Daraa, ibu kota Provinsi Daraa, Suriah. (Xinhua/Ammar Safarjalani)

Banyak layanan kemanusiaan telah dikurangi atau dihentikan, sehingga makin memperparah kesulitan di kamp dan mendorong orang-orang untuk kembali ke kondisi yang tidak menentu dan berbahaya di kampung halaman mereka yang dipenuhi rumah-rumah yang hancur, ranjau darat yang belum meledak, dan infrastruktur dasar yang tidak memadai, ujar Hajo.

Banner
kamp pengungsi Al-Arisha
Pengungsi Suriah bersiap meninggalkan kamp Al-Arisha di Suriah timur laut pada 11 Februari 2025. (Xinhua/Str)

Menurut sejumlah laporan media, kamp pengungsi Al-Arisha, yang terletak sekitar 25 km di selatan Kota Hasaka, merupakan salah satu kamp terbesar di wilayah tersebut, menampung hampir 14.000 orang dari sekitar 2.700 keluarga. Namun, saat ini hanya ada lima organisasi bantuan internasional yang beroperasi di kamp itu bersama beberapa lembaga amal setempat, sedangkan sisanya telah pergi lantaran kekurangan dana.

Sebelumnya, seorang pejabat senior dari Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) pada Selasa (11/2) menyebutkan, lebih dari 270.000 pengungsi Suriah telah kembali sejak tumbangnya pemerintahan Bashar al-Assad pada Desember 2024, dengan seperempat lebih dari mereka yang masih di luar negeri menyatakan keinginan untuk pulang dalam beberapa bulan mendatang.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan