Banner

China pecahkan rekor Guinness untuk durasi penerbangan ‘ornithopter’ terlama

Foto yang diabadikan pada 21 Januari 2022 ini memperlihatkan sebuah ornithopter yang dikembangkan oleh Universitas Beihang. (Xinhua/Universitas Beihang)

Ornithopter China buatan para peneliti dan mahasiswa dari Universitas Beihang, mampu terbang selama 1 jam 30 menit dan 4,98 detik tanpa jeda, hingga memecahkan rekor Guinness untuk durasi penerbangan terlama sebuah pesawat nirawak yang terbang dengan mengepakkan sayap mekanisnya.

 

Beijing, China (Xinhua) – Sebuah tim peneliti universitas di China memecahkan rekor Guinness untuk durasi penerbangan terlama sebuah ornithopter, pesawat nirawak yang terbang dengan mengepakkan sayap mekanisnya.

Dibuat oleh para peneliti dan mahasiswa dari Universitas Beihang, mesin yang menyerupai burung itu terbang selama 1 jam 30 menit dan 4,98 detik tanpa jeda.

Sebuah video menunjukkan momen penerbangan (single charge) yang memecahkan rekor itu, yang dilakukan di sebuah lapangan terbuka di Beijing pada 21 Juli.

Universitas Beihang mengumumkan tentang sertifikat Guinness World Records yang diraihnya dalam sebuah siaran pers.

Banner

Ditenagai oleh baterai lithium-ion, flapper drone itu memiliki bobot 1,6 kilogram, lebar rentangan sayap 2 meter, dan mampu terbang dengan kecepatan 10 meter per detik.

Zhao Longfei, associate researcher di Institut Penelitian Ilmu Pengetahuan Baru Universitas Beihang sekaligus salah satu anggota tim peneliti mengungkapkan bahwa timnya mendaftar untuk tantangan Guinness pada Oktober 2021.

Ornithopter China
Foto yang diabadikan pada 21 Januari 2022 ini memperlihatkan penerbangan sebuah ornithopter yang dikembangkan oleh Universitas Beihang. (Xinhua/Universitas Beihang)

Durasi terbang ornithopter di seluruh dunia sebelumnya cenderung singkat, dengan sebagian besar hanya mampu bertahan selama sekitar setengah jam, jauh lebih singkat dibanding berbagai jenis pesawat konvensional lainnya, sehingga rekor dunia pun belum tercipta, papar Zhao.

Dalam uji terbang sebelumnya, ornithopter China itu hanya mampu bertahan di udara selama 53 menit. Setelah optimasi sistem tenaga dan dinamika sayap dilakukan, kinerjanya meroket hingga mencapai kondisi terbaik untuk mencetak rekor dunia.

Ornithopter meniru kepakan sayap burung, kelelawar, dan serangga. Pesawat nirawak itu memiliki potensi aplikasi di banyak bidang, antara lain eksplorasi Mars, pengusiran burung di bandara, dan studi pesawat near-space, kata Zhao.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan