Pengangkutan melalui sungai di Jerman telah terdampak signifikan oleh kekeringan yang menghantam Eropa dalam beberapa pekan terakhir, dengan sejumlah rekor baru level permukaan air yang rendah tercatat di banyak stasiun pengukuran.
Jakarta (Indonesia Window) – Rendahnya level permukaan air di Sungai Rhine akibat rekor kekeringan pada musim panas tahun ini menyebabkan para pembuat kebijakan dan industri di Jerman meluncurkan Rencana Aksi Perairan Rendah, menurut Kementerian Federal Urusan Digital dan Transportasi (BMDV) Jerman.
“Kita harus menghadapi fakta bahwa dalam jangka panjang, akibat perubahan iklim, kita harus berulang kali menyesuaikan diri terhadap periode ekstrem rendahnya level permukaan air,” ujar Menteri Transportasi Jerman Volker Wissing pada Senin (29/8).
Pengangkutan melalui sungai di Jerman telah terdampak signifikan oleh kekeringan yang menghantam Eropa dalam beberapa pekan terakhir, dengan sejumlah rekor baru level permukaan air yang rendah tercatat di banyak stasiun pengukuran. “Kita menghadapi tantangan logistik yang sangat besar,” seperti digarisbawahi oleh Wissing.
Untuk mengatasi bottleneck di Rhine, jalur air tersibuk di Eropa, kementerian tersebut menyampaikan bahwa jumlah kapal yang disesuaikan dengan level permukaan air yang rendah akan ditingkatkan. Selain itu, sejumlah bentangan sungai tersebut akan menjadi area percontohan bagi optimalisasi navigasi di saat level permukaan air rendah.
Selama rekor kekeringan sebelumnya pada 2018 lalu, volume angkutan barang di jalur-jalur air pedalaman Jerman anjlok lebih dari sepertiga. Tahun ini, level permukaan air mulai naik kembali, tetapi bulan-bulan musim gugur yang biasanya sulit belum tiba.
Keputusan untuk bersama-sama meluncurkan Rencana Aksi Perairan Rendah merupakan hal yang “tepat, beberapa pekan terakhir telah membuktikan hal itu,” tutur Uwe Liebelt dari raksasa kimia Jerman BASF. “Saat ini kita memiliki model prakiraan yang lebih baik, fleksibilitas antarmoda yang lebih banyak, dan jumlah kapal perairan rendah yang lebih banyak.”
Perekonomian Jerman sangat sensitif terhadap segala gangguan di Rhine. Selama krisis energi, angkutan kapal pedalaman (inland shipping) berperan “sangat penting” untuk mengangkut sumber-sumber energi seperti batu bara atau minyak mineral, yang sekarang ini dimanfaatkan sebagai pengganti gas, demikian ditekankan oleh Wissing.
Demi mengamankan pasokan energi yang cukup, Jerman baru-baru ini memutuskan untuk memprioritaskan transportasi kereta untuk pengangkutan terkait energi dibandingkan transportasi kereta untuk penumpang. “Bahkan kereta-kereta penumpang hanya dapat dioperasikan jika jaringan dan pasokan listrik stabil,” kata menteri transportasi Jerman tersebut.
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi