Namun, komputasi awan yang merupakan area operasi utama untuk Google, dikenal sebagai domain yang sangat membutuhkan energi.
Jakarta (Indonesia Window) – Divisi komputasi Google Cloud sedang bersiap untuk mengungkap jejak karbon dalam aplikasi Workspace-nya, termasuk Gmail dan Documents, dengan membangun rangkaian alat yang membantu pelanggan menilai dampak penggunaan teknologi ini terhadap lingkungan.
Langkah yang dikembangkan oleh Google Cloud milik Alphabet Inc. tersebut memperluas upaya yang diluncurkan tahun lalu untuk membantu klien mereka mengukur dan mengurangi emisi karbon kotor saat menggunakan layanan Google Cloud.
Google berencana untuk mengungkapkan data karbon Workspace pada awal 2023, kata Justin Keeble, direktur pelaksana keberlanjutan global di Google Cloud, dalam sebuah posting blog pada hari Senin (27/6).
Google yang berbasis di Mountain View, California, AS berencana untuk menghilangkan karbon sepenuhnya pada tahun 2030.
Saat ini Google menggunakan sumber energi terbarukan untuk operasinya secara global dan telah sepenuhnya mengimbangi semua emisinya pada tahun 2007.
Tahun lalu, Google menggembar-gemborkan upayanya untuk membantu pengguna mesin pencarian dan aplikasi Google Map mengurangi emisi karbon dengan menyarankan penerbangan atau rute mengemudi tertentu yang menyebabkan lebih sedikit polusi.
Namun, komputasi awan yang merupakan area operasi utama untuk Google, dikenal sebagai domain yang sangat membutuhkan energi.
Google menjalankan pusat data di seluruh dunia dan selama bertahun-tahun telah membeli offset energi terbarukan untuk mengimbangi penggunaan oleh kumpulan server-nya. Google mengklaim bahwa cloud-nya, yang menyediakan komputasi dan penyimpanan berbasis internet ke perusahaan lain, adalah yang terbersih di dunia.
Google juga mengumumkan akan menyediakan emisi lingkup 1 dan 3 yang terkait dengan penggunaan Google Cloud oleh pelanggan. Ini mengacu masing-masing pada emisi dari sumber yang dikontrolnya secara langsung, dan emisi tidak langsung yang naik dan turun dari rantai pasokannya.
Jejak karbon
Jejak karbon adalah jumlah total gas rumah kaca (termasuk karbon dioksida dan metana) yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.
Jejak karbon rata-rata untuk satu orang di Amerika Serikat adalah 16 ton, dan merupakan yang tertinggi di dunia. Angka ini diikuti oleh Kanada (15,64 ton), Rusia (11,76 ton), Jerman (9,73 ton), Jepang (9,45 ton), China (6,98 ton), Inggris (5,81 ton), Prancis (5,48 ton), Brazil (2,27 ton) dan India (1,84 ton).
Secara global, jejak karbon rata-rata mendekati 4 ton.
Untuk menghindari kenaikan suhu global sebesar 2 derajat Celsius, jejak karbon global rata-rata per tahun harus turun hingga di bawah 2 ton pada tahun 2050.
Sumber: Bloomberg; https://www.conservation.org/; https://www.nature.org/
Laporan: Redaksi