Jaringan listrik berskala kecil atau microgrid pintar, yang pertama dari jenisnya di China, telah dioperasikan di Pelabuhan Lianyungang, terdiri dari 5,2 megawatt (MW) peralatan pembangkit listrik fotovoltaik terdistribusi, 5 MW fasilitas penyimpanan energi baru, truk kontainer penukar baterai, kapal tunda bertenaga listrik murni, crane depan listrik, dan penumpuk (stacker) kontainer kosong.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Jaringan listrik berskala kecil atau microgrid pintar, yang pertama dari jenisnya di China, telah dioperasikan di sebuah pelabuhan di Provinsi Jiangsu, China timur, sebagai inisiatif perintis dalam mengimplementasikan rencana pengembangan pelabuhan nol karbon di negara itu.
Sistem microgrid pintar itu, yang dibangun di Pelabuhan Lianyungang, terdiri dari 5,2 megawatt (MW) peralatan pembangkit listrik fotovoltaik terdistribusi, 5 MW fasilitas penyimpanan energi baru, truk kontainer penukar baterai, kapal tunda bertenaga listrik murni, crane depan listrik, dan penumpuk (stacker) kontainer kosong, dengan tujuan mencapai emisi karbon mendekati nol di seluruh proses penambatan kapal, serta penanganan dan transportasi kargo, papar laporan Science and Technology Daily pada Rabu (11/12).
Inisiatif ini menyediakan “model yang dapat direplikasi dan terukur” untuk pengembangan pelabuhan nol karbon di China, tambah laporan tersebut.
Pada Juni 2024, Kementerian Transportasi China mengumumkan proyek percontohan nol karbon tahap pertama untuk transportasi dan fasilitas umum di sejumlah jalan raya dan kanal, termasuk terminal peti kemas internasional dan pusat kargo peti kemas di Pelabuhan Lianyungang.
Sebagai respons, State Grid Jiangsu Electric Power Co., Ltd. berkolaborasi dengan Pelabuhan Lianyungang untuk membangun “microgrid pintar pelengkap multienergi” yang memiliki fitur energi hijau dan efisiensi tinggi.
“Dengan berbagai jenis pembangkit listrik dan peralatan konsumsi yang terhubung ke microgrid, produksi energi bersih tahunan dapat mencapai lebih dari 6 juta kWh,” kata Yang Huadong, manajer umum di Departemen Teknik dan Teknologi Lianyungang Port Holding Group Co., Ltd.
“Melalui penjadwalan microgrid yang fleksibel, penghematan biaya listrik tahunan di pelabuhan kami tercatat melebihi 3 juta yuan. Kami dapat menghemat 21.000 ton batu bara standar dan dengan demikian mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 56.000 ton setiap tahun,” kata Yang.
Di antara 20 proyek percontohan pertama yang diumumkan oleh Kementerian Transportasi China, terdapat lima proyek percontohan pelabuhan nol karbon. Selain yang ada di Pelabuhan Lianyungang, empat lainnya ada di Pelabuhan Tianjin, China utara, Pelabuhan Jiangyin, juga di Jiangsu, China timur, Pelabuhan Huanghua di Provinsi Hebei, China utara, dan Pelabuhan Weifang di Provinsi Shandong, China timur.
Sejauh ini, pembangunan fasilitas substitusi daya untuk mesin bongkar muat pelabuhan, mesin transportasi, dan peralatan produksi tambahan, serta pembangunan fasilitas listrik pantai berjalan mulus di lima proyek percontohan pelabuhan tersebut, menurut kementerian itu.
Sebagai contoh, Pelabuhan Weifang saat ini telah mengoperasikan crane gantry otomatis, hopper pintar, truk flatbed pintar otonomos, mesin high-lifter otomatis, serta alat berat kendali jarak jauh, dan mencapai otomatisasi penuh pada keseluruhan prosesnya. Selain itu, Pelabuhan Tianjin juga sudah lebih dahulu mencapai otomatisasi penuh dan operasional nirawak.
Solusi utama untuk substitusi energi ramah lingkungan yang diadopsi oleh pelabuhan-pelabuhan percontohan ini adalah kombinasi energi angin dan surya.
Pelabuhan Tianjin telah membangun lima turbin angin dengan total kapasitas terpasang 24 MW, dan 1,23 MW fasilitas fotovoltaik yang terdistribusi.
Pelabuhan Huanghua berencana untuk membangun delapan turbin angin berkapasitas 6 MW dan fasilitas fotovoltaik berkapasitas 10 MW. Pelabuhan Jiangyin telah memasang tujuh turbin angin dengan total kapasitas terpasang sebesar 16,8 MW. Pelabuhan ini juga akan membangun fasilitas fotovoltaik sebesar 381,72 kW dan memasang 150 set lampu jalan yang ditenagai energi angin dan surya.
Selain itu, energi hidrogen dan energi geotermal juga diharapkan dapat digunakan di pelabuhan-pelabuhan percontohan ini, menurut kementerian tersebut.
Sementara itu, pelabuhan-pelabuhan percontohan ini juga sedang membangun platform manajemen energi pintar untuk memantau konsumsi energi, mencatat sumber energi, dan data terkait lainnya, serta mengoptimalkan distribusi energi.
*1 yuan = 2.190 rupiah
Laporan: Redaksi