Drone Arash-2 Iran mempunyai kapabilitas mengambil informasi sebelum menyerang dan menghancurkan target yang ditentukan.
Teheran, Iran (Xinhua) – Militer Iran telah mengembangkan drone atau pesawat nirawak (unmanned aerial vehicle/UAV) canggih dengan nama Arash-2, yang mampu menyerang kota Tel Aviv dan Haifa di Israel, seperti dilansir Press TV pada Senin (12/9), mengutip pernyataan seorang komandan Iran.
Drone Arash-2, dengan kapabilitas mengambil informasi sebelum menyerang dan menghancurkan target yang ditentukan, “telah dirancang khusus untuk menargetkan Haifa dan Tel Aviv,” kata Kioumars Heydari, komandan Angkatan Darat Militer Iran, dalam sebuah wawancara pada Ahad (11/9).
Menggambarkan Arash-2 sebagai drone “tak tertandingi”, Heydari menambahkan bahwa kemampuan drone tersebut akan dipamerkan dalam latihan militer mendatang.
Menurut laporan itu, drone Arash-1, pendahulu Arash-2, pertama kali muncul dalam latihan drone pada 2019 sebagai UAV kamikaze dan penghindar radar. Pesawat nirawak ini memiliki panjang 4,5 meter, bentang sayap 3,5-4 meter, dan dapat terbang hingga lebih dari 1.400 kilometer sebelum menyerang sasaran.
Latihan
Pada 24 Agustus lalu, militer Iran menggelar latihan drone skala besar di seluruh negara tersebut, selama dua hari yang melibatkan berbagai unit ketentaraan, demikian dilaporkan kantor berita semi resmi Mehr.
Pada hari pertama latihan perang itu, pesawat-pesawat nirawak (unmanned aerial vehicle/UAV) yang diproduksi oleh militer dan Kementerian Pertahanan Iran sukses melakukan misi pengintaian dan pemantauan di daerah perbatasan serta di perairan internasional, kata Mahmoud Mousavi, juru bicara untuk latihan tersebut.
Misi-misi tersebut dilakukan menggunakan drone Yasir, Sadeq, Pelican, Ababil-3, Yazdan, dan Mohajer-6, yang hanya sebagian kecil dari kapabilitas drone Iran, imbuhnya.
Markas pusat latihan perang itu terletak di Provinsi Isfahan, menurut kantor berita IRIB.
Berbicara kepada IRIB pada Selasa (23/8), Mousavi mengatakan lebih dari 150 drone, termasuk drone bawah tanah, diuji dalam latihan tersebut.
Drone siluman Omid (Hope) dan UAV kelas Karrar, yang keduanya dapat dilengkapi dengan berbagai jenis bom dan roket, termasuk di antara UAV yang dinilai dalam latihan itu, lanjutnya.
Habibollah Sayyari, wakil kepala militer Iran untuk koordinasi sekaligus komandan latihan tersebut, mengatakan kepada kantor berita resmi IRNA bahwa akurasi, kekuatan, daya tahan penerbangan, sistem kendali dan panduan, serta kemampuan tempur drone-drone tersebut dievaluasi dalam latihan.
Tujuan lainnya termasuk mentransfer pengalaman kepada pasukan militer muda, mempraktikkan pembelajaran, dan meningkatkan kesiapsiagaan angkatan bersenjata dalam menghadapi berbagai potensi ancaman, ujarnya.
Latihan tersebut berlangsung di wilayah yang meliputi perairan selatan negara itu serta wilayah timur, barat, dan utara, imbuh Sayyari.
Laporan: Redaksi