Banner

Hong Kong ubah pusat isolasi COVID-19 jadi fasilitas cacar monyet

Seorang tenaga kesehatan menyiapkan dosis vaksin cacar monyet di sebuah lokasi vaksinasi cacar monyet di Los Angeles, California, Amerika Serikat (AS), pada 11 Agustus 2022. (Xinhua/Zeng Hui)

Fasilitas isolasi cacar monyet di Hong Kong merupakan pusat rekreasi luar ruang Sai Kung yang dapat menyediakan sekitar 100 tempat tidur.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Hong Kong mengubah bekas pusat isolasi COVID-19 menjadi fasilitas cacar monyet, meskipun hanya menemukan satu kasus virus baru sejauh ini.

Pusat rekreasi luar ruang Sai Kung, yang merupakan kamp liburan sebelum digunakan kembali selama pandemik COVID-19, dapat menyediakan sekitar 100 tempat tidur, menurut laporan South China Morning Post pada Selasa (13/9), mengutip pernyataan dari pejabat kesehatan.

Pusat rekreasi tersebut akan ditutup mulai Selasa hingga pemberitahuan lebih lanjut untuk tujuan anti-epidemi, Departemen Layanan Kenyamanan dan Budaya mengatakan dalam pernyataan terpisah Senin (12/9), tanpa menyebutkan alasan penutupan.

Hong Kong telah melonggarkan perjalanan COVID-19, memperpendek persyaratan untuk kedatangan internasional dan mengizinkan pasien untuk mengisolasi diri di rumah saat kota itu berusaha mempertahankan statusnya sebagai pusat keuangan global.

Banner

Walhasil, rumah sakit dan fasilitas yang dimaksudkan untuk menampung kasus-kasus positif selama puncak wabah COVID-19 yang disebabkan oleh varian omicron kurang dimanfaatkan atau kosong.

Namun, kota ini tetap menjadi salah satu dari sedikit tempat yang mempertahankan kebijakan pembatasan perjalanan agar selaras dengan kebijakan Nol COVID-19 China, sehingga membuat Hong Kong terputus dari bagian dunia lainnya yang sebagian besar sudah dibuka kembali.

Chief Executive John Lee telah mengakui bahwa pemerintah sedang melakukan pembicaraan internal tentang pengurangan lebih lanjut karantina di hotel sebelum beberapa acara besar yang sudah direncanakan, termasuk pertemuan konferensi pada bulan November, guna meningkatkan citra kota.

Namun tingkat infeksi yang meningkat – mencapai 10.000 pekan ini dan tetap hampir 8.000 pada Senin (12/9) – dan munculnya virus monkeypox atau cacar monyet dapat menahan para pejabat untuk melonggarkan pembatasan.

Hong Kong menemukan kasus cacar monyet pertama pekan lalu pada seorang pria berusia 30 tahun yang melaporkan gejala penyakit itu saat berada di hotel setelah melakukan penerbangan ke kota itu. Pasien tersebut baru-baru ini mengunjungi sejumlah negara termasuk Kanada, AS dan Filipina. Tidak ada kontak dekat di Hong Kong yang diketahui sejauh ini.

Pejabat kesehatan menyatakan bahwa risiko tertular cacar monyet bagi siapa pun di Hong Kong sangat rendah karena diperlukan paparan yang cukup lama.

Banner

Sumber: Bloomberg

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan