Hong Kong akan menarik lebih banyak mahasiswa dari luar negeri untuk menempuh studi di kota ini lewat penyediaan berbagai beasiswa dan insentif lainnya.
Hong Kong, Daerah Administratif Khusus (Xinhua/Indonesia Window) – Hong Kong akan menarik lebih banyak mahasiswa dari luar negeri, terutama mereka yang berasal dari ASEAN dan negara-negara serta kawasan Sabuk dan Jalur Sutra lainnya, untuk menuntut ilmu di kota tersebut, ungkap Kepala Eksekutif Daerah Administratif Khusus (Special Administrative Region/SAR) Hong Kong China John Lee saat menyampaikan pidato kebijakan ketiganya pada Rabu (16/10).
Menciptakan merek ‘Belajar di Hong Kong’ (Study in Hong Kong) merupakan salah satu langkah untuk mengembangkan Hong Kong menjadi pusat pendidikan pascasekolah menengah internasional. Hong Kong akan menarik lebih banyak mahasiswa dari luar negeri untuk menempuh studi di kota ini lewat penyediaan berbagai beasiswa dan insentif lainnya, kata Lee.
Selain itu, Hong Kong akan berupaya menyelenggarakan berbagai konferensi dan pameran pendidikan internasional, dan mendorong institusi pendidikan pascasekolah menengah lokal untuk menggenjot kolaborasi serta pertukaran dengan rekan-rekan mereka di seluruh dunia dalam mempromosikan merek ‘Belajar di Hong Kong’ pada skala global.
Pemerintah SAR Hong Kong menerapkan regulasi penerimaan talenta baru pada akhir 2022 lalu. Hingga saat ini, lebih dari 380.000 lamaran telah diterima, dan sekitar 160.000 talenta telah tiba di Hong Kong bersama keluarga mereka, tutur Lee.
Demi membina kumpulan talenta yang berkualitas untuk pembangunan, Lee mengatakan bahwa pemerintah SAR Hong Kong akan mereformasi berbagai aspek terkait regulasi penerimaan talenta, termasuk memperluas daftar universitas di bawah Skema Penerimaan Talenta Terbaik (Top Talent Pass Scheme) menjadi 198 universitas dengan menambahkan 13 universitas teratas di China Daratan dan luar negeri. Pihaknya juga akan memperpanjang masa berlaku visa pertama bagi talenta-talenta berpendapatan tinggi di bawah skema itu, yang sebelumnya dua tahun, menjadi tiga tahun.
Berbagai langkah lainnya mencakup penyempurnaan Kebijakan Ketenagakerjaan Umum (General Employment Policy) dan Skema Penerimaan bagi Talenta dan Profesional dari China Daratan (Admission Scheme for Mainland Talents and Professionals), menyediakan saluran-saluran baru untuk menarik para spesialis berpengalaman dalam bidang pekerjaan terampil tertentu, yang menghadapi parahnya kelangkaan tenaga kerja, agar datang ke Hong Kong.
Hong Kong juga akan memperkenalkan mekanisme baru di bawah Skema Penerimaan Migran Berkualitas (Quality Migrant Admission Scheme), yang secara proaktif mengundang talenta-talenta terbaik agar datang ke Hong Kong untuk pembangunan, imbuh Lee.
Laporan: Redaksi