Hizbullah memperluas jangkauan serangan roketnya, menargetkan area-area di dekat Haifa, termasuk markas besar Rafael Advanced Defense Systems, yang merupakan perusahaan teknologi pertahanan milik negara Israel, serta sebuah bandara militer di pangkalan Ramat David.
Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad (22/9) mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, negaranya mendaratkan “serangkaian pukulan” terhadap Hizbullah yang “tak mungkin terbayangkan” oleh kelompok tersebut.
Dalam sebuah pernyataan melalui tayangan video yang dirilis oleh kantornya, Netanyahu memperingatkan, “Jika Hizbullah belum mengerti pesan tersebut, saya berjanji akan membuat mereka memahaminya.”
Netanyahu menekankan komitmen Israel untuk memulihkan keamanan di wilayah utara, menyatakan bahwa “Kami bertekad memulangkan warga wilayah utara kami dengan selamat ke rumah mereka … Kami akan melakukan apa pun demi memulihkan keamanan.”
Dalam semalam, Hizbullah memperluas jangkauan serangan roketnya, menargetkan area-area di dekat Haifa, termasuk markas besar Rafael Advanced Defense Systems, yang merupakan perusahaan teknologi pertahanan milik negara Israel, serta sebuah bandara militer di pangkalan Ramat David. Kedua tempat tersebut berlokasi di Israel utara.
Di tengah meruncingnya eskalasi, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menegaskan bahwa sebagai balasan, militer Israel akan melanjutkan serangannya.
Berbicara saat mengunjungi pusat kendali Angkatan Udara Israel pada Ahad pagi waktu setempat, Gallant mengatakan Hizbullah “mulai merasakan sebagian kemampuan kami,” merujuk pada serangan udara di Beirut pada akhir pekan lalu yang menewaskan sedikitnya 37 orang, termasuk Ibrahim Akil, pelaksana tugas komandan Pasukan Elite Radwan Hizbullah.
Israel juga diyakini merupakan dalang di balik serangkaian serangan sebelumnya pada awal pekan lalu, yang mengakibatkan ribuan perangkat komunikasi nirkabel meledak di seantero Lebanon, menewaskan sedikitnya 37 orang, termasuk warga sipil, dan melukai ribuan lainnya.
Selain itu, Israel Katz, selaku menteri luar negeri Israel, merilis sebuah pernyataan yang mengatakan dirinya telah berbicara dengan “puluhan” menteri luar negeri untuk mengirimkan pesan yang jelas: jika masyarakat internasional tidak menekan Hizbullah untuk menarik pasukannya dari utara Sungai Litani di Lebanon selatan, maka “Israel yang akan melakukannya.”
Katz menambahkan, penarikan pasukan Hizbullah “sangat penting” untuk menciptakan zona keamanan, yang akan memungkinkan warga Israel di dekat perbatasan dengan Lebanon bisa pulang ke rumah mereka.
Militer Israel pada Ahad mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sedang melanjutkan serangan udara di Lebanon dan telah mengebom 400 lokasi Hizbullah sejak Sabtu (21/9). Menurut sumber-sumber militer Lebanon, sedikitnya tiga orang tewas dan empat lainnya terluka pada Ahad dalam serangan udara intensif yang dilancarkan Israel.
Di tengah kekhawatiran bahwa pertempuran lintas perbatasan tersebut, yang dimulai pada Oktober tahun lalu, akan meningkat menjadi perang habis-habisan di Timur Tengah, Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Lebanon Jeanine Hennis-Plasschaert memperingatkan tentang “malapetaka yang akan segera terjadi” di kawasan itu.
“Karena kawasan ini berada di ambang malapetaka yang akan segera terjadi, perlu ditegaskan kembali bahwa: TIDAK ADA solusi militer yang akan membuat sisi mana pun lebih aman,” tulis Hennis-Plasschaert di platform media sosial X.
Laporan: Redaksi