Banner

Jakarta (Indonesia Window) – Harga minyak melonjak lebih dari dua dolar AS ke level tertinggi baru tujuh tahun di perdagangan Asia pada Selasa pagi, setelah Moskow memerintahkan pasukan ke dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur, meningkatkan krisis yang para pemimpin barat telah diperingatkan dapat memicu perang.

Pejabat AS dan Eropa mengutuk tindakan tersebut, tetapi seorang pejabat pemerintahan Biden mengatakan tindakan militer Rusia belum merupakan invasi yang akan memicu paket sanksi yang lebih luas.

Harga minyak mentah berjangka Brent bertambah 2,10 dolar AS atau 2,2 persen, menjadi diperdagangkan di 97,49 dolar AS per barel pada pukul 01.32 GMT, menambah kenaikan 2,0 persen pada Senin (21/2).

Pada Selasa pagi, Brent mencapai 97,66 dolar AS per barel, tertinggi sejak September 2014.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 3,25 dolar AS atau 3,6 persen, menjadi diperdagangkan di 94,32 dolar AS per barel versus penyelesaian Jumat (18/2). Pasar AS ditutup pada Senin (21/2) untuk hari libur umum.

Banner

Menanggapi gerakan pasukan Rusia setelah Moskow mengakui dua wilayah yang memisahkan diri sebagai negara merdeka, Presiden Ukraina Volodymir Zelensky menuduh Rusia melanggar wilayah kedaulatan Ukraina, dalam pidatonya kepada negara itu Selasa pagi.

Dia mengatakan negaranya menginginkan solusi diplomatik untuk krisis tetapi siap untuk terus melakukan sesuatu sampai selesai.

Analis mengatakan pertanyaan besar yang menggantung di pasar minyak adalah apakah ekspor energi Rusia benar-benar akan terganggu jika Moskow melanjutkan invasi skala penuh ke Ukraina dan pemerintah barat memberlakukan sanksi terhadap lembaga keuangan Rusia.

“Ada banyak ketidakpastian,” kata Ekonom Senior Westpac Justin Smirk.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan