Jakarta (Indonesia Window) – Harga minyak lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat (18/3) atau Sabtu pagi WIB, tetapi membukukan kerugian pekanan kedua berturut-turut, setelah pekan perdagangan yang bergejolak tanpa penggantian yang mudah untuk barel minyak Rusia di pasar yang ketat.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei terangkat 1,29 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi menetap di 107,93 dolar AS per barel, sehari setelah melonjak hampir 9,0 persen dalam persentase kenaikan harian terbesar sejak pertengahan 2020.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April bertambah 1,72 dolar AS atau 1,7 persen, menjadi ditutup di 104,70 dolar AS per barel, menambah lonjakan 8,0 persen sesi sebelumnya.
Kedua kontrak acuan tersebut mengakhiri pekan dengan turun sekitar 4,0 persen, setelah diperdagangkan dalam kisaran 16 dolar AS. Harga mencapai level tertinggi 14 tahun hampir dua pekan lalu, mendorong aksi ambil untung sejak saat itu.
Rusia mengatakan kesepakatan belum tercapai setelah hari keempat pembicaraan dengan Ukraina. Beberapa tanda kemajuan telah muncul awal pekan ini.
“Ekspektasi sebelumnya untuk gencatan senjata atau kesepakatan Ukraina-Rusia telah memudar ketika serangan militer Rusia di kota-kota utama berlanjut menyusul sanksi keuangan tambahan terhadap Rusia,” kata Presiden Ritterbuch and Associates LLC, Jim Ritterbusch, di Galena, Illinois, AS.
Harga minyak mentah telah berada di atas rollercoaster, didorong oleh krisis pasokan dari para pedagang yang menghindari barel Rusia dan berkurangnya stok minyak. Tetapi harga telah ditekan oleh kekhawatiran tentang permintaan dengan kasus COVID-19 yang melonjak di China, sementara pembicaraan nuklir yang tersandung dengan Iran telah menjadi kartu liar di pasar.
Volatilitas telah membuat beberapa investor takut keluar dari pasar minyak, yang dapat memperburuk perubahan harga.
Sementara itu pasokan dari kelompok produsen OPEC+ pada Februari melampaui target bahkan lebih dari bulan sebelumnya, kata sebuah sumber.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pasar minyak bisa kehilangan 3 juta barel per hari minyak Rusia mulai April.
Produsen minyak AS juga telah menunjukkan kendala yang cukup besar sejak konflik di Ukraina dimulai. Perusahaan energi AS pekan ini mengurangi jumlah rig minyak yang aktif di negara itu sebanyak tiga rig menjadi 524 rig pekan ini, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes.
Laporan: Redaksi