Banner

Harga minyak anjlok, dipicu naiknya stok bensin AS dan suku bunga bank sentral Eropa

Ilustrasi. Harga minyak anjlok lebih dari tiga dolar AS per barel pada akhir perdagangan Kamis (21/7/2022) atau Jumat pagi WIB, karena stok bensin AS yang lebih tinggi. (EliseAldram on Pixabay)

Volume perdagangan berjangka minyak juga tipis dan harga bergejolak karena para pedagang berusaha untuk menyesuaikan permintaan energi yang lebih lemah dengan pasokan yang lebih ketat akibat hilangnya barel Rusia setelah invasi negara itu ke Ukraina.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Harga minyak anjlok lebih dari tiga dolar AS per barel pada akhir perdagangan Kamis (21/7) atau Jumat pagi WIB, karena stok bensin AS yang lebih tinggi.

Selain itu, kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) telah memicu kekhawatiran permintaan, sementara kembalinya pasokan minyak dari Libya dan dimulainya kembali aliran gas Rusia ke Eropa melonggarkan pembatasan pasokan.

Sebelum anjlok harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus menetap di 103,86 dolar AS per barel, tergelincir 3,06 dolar AS atau 2,9 persen. 

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus anjlok 3,53 dolar AS atau 3,5 persen, menjadi ditutup pada 96,35 dolar AS per barel.

Kedua kontrak acuan itu jatuh lebih dari lima dolar AS di awal sesi.

harga minyak anjlok
Ilustrasi. Aliran melalui pipa gas alam Nord Stream 1 Rusia, yang mengalir di bawah Laut Baltik ke Jerman, sebagian telah dilanjutkan setelah ditutup untuk pemeliharaan pada 11 Juli 2022.

Bensin berjangka AS menetap di 3,15 dolar AS, kehilangan 13 sen atau 3,8 persen menyusul lonjakan 3,5 juta barel komoditas dalam penyimpanan pekan lalu, menurut data pemerintah AS pada Rabu (20/7), jauh melebihi perkiraan analis.

“Jika Anda tidak membutuhkan bensin, maka Anda tidak perlu minyak mentah untuk membuat bensin, dan itulah matematika yang membunuh minyak mentah saat ini,” kata Direktur Eksekutif Energi Berjangka Mizuho, Robert Yawger.

Volume perdagangan berjangka minyak juga tipis dan harga bergejolak karena para pedagang berusaha untuk menyesuaikan permintaan energi yang lebih lemah dengan pasokan yang lebih ketat akibat hilangnya barel Rusia setelah invasi negara itu ke Ukraina.

Aliran melalui pipa gas alam Nord Stream 1 Rusia, yang mengalir di bawah Laut Baltik ke Jerman, sebagian telah dilanjutkan setelah ditutup untuk pemeliharaan pada 11 Juli. Pipa tersebut telah mengalirkan gas dengan volume yang dikurangi menyusul perselisihan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.

“Dimulainya kembali aliran gas Nord Stream tampaknya memunculkan gambaran sikap yang lebih mendamaikan di pihak Rusia terkait pergerakan lanjutan minyak mentah dan produk ke Eropa dalam beberapa pekan/bulan mendatang,” kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.

Bank Sentral Eropa pada Kamis (21/7) bergabung dengan banyak bank sentral lainnya dalam menaikkan suku bunga, dengan fokus pada memerangi inflasi yang tidak terkendali daripada penurunan ekonomi, yang dapat membebani permintaan minyak.

Bank sentral Jepang mempertahankan suku bunga yang sangat rendah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang terhenti.

Pada Rabu (20/7) National Oil Corp (NOC) Libya mengatakan produksi minyak mentahnya telah dilanjutkan di beberapa ladang minyak setelah pencabutan force majeure pada ekspor minyak pekan lalu.

Pengurangan aliran di salah satu arteri ekspor minyak utama Kanada, pipa Keystone, hanya akan berdampak kecil pada pengiriman minyak, kata para analis.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan